Minggu, 14 Desember 2008

KIAT MENGADAPI UJIAN NEGARA

Bagi kelas IX, awal tahun 2009 adalah ajang kerja keras untuk menghadapi ujian negara. Keberhasilan menghadapi Ujian Negara dapat di prediksi dari usahanya selama awal tahun sampai menjelang UN.
Untuk itu diperlukan banyak belajar dan berdoa untuk dapat menghadapi Ujian dengan baik. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan menjelang Ujian.
Trik yang saya coba gulirkan sebenarnya tidaklah istimewa. Sama dan pasti kalian semua sudah peroleh dari orang tua atau guru. Tapi yang menjadi masalah adalah nasehat yang sepintas remeh temeh ini sering diabaikan dan dianggap tidak penting. Padahal semua itu sangat membantu kalian secara mental untuk “menang sebelum perang”.
Yang penting kalian camkan adalah mencoba menerapkan nasehat itu sejak dini. Jangan pernah kalian merasa bisa menjalankan nasehat ini kalau kalian tidak biasakan dari sekarang. Laksanakan dan jadikan sebagai kegiatan sehari-hari. Niat dan buat rancangannya secara natural, alami dan tidak dipaksakan sehingga kalian menganggap semua itu adalah bukan beban.

A. TRIK PRA UJIAN
1. Benar-benar memanfaatkan waktu pemantapan untuk mengukur kemampuan
Saya heran bila melihat ada kalian berusaha mencontek di saat pemantapan. Ini sangat mubazir dan sia-sia. Bayangkan kalau pun kalian dapat mencontek dengan baik lalu berhasil mendapatkan nilai sepuluh di pemantapan, lantas apa manfaatnya bagi kalian? Nilai pemantapan tidak akan pernah berpengaruh pada diterima atau tidaknya kalian di sekolah favorit. Kepuasan? Ah…sebuah fatamorgana kalau kita menganggap nilai sepuluh itu sebagai tanda kemampuan kalian belajar. Nilai sempurna di pemantapan namun hasil mencontek tidak akan pernah dapat dijadikan ukuran keberhasilan kalian menghadapi ujian. Percuma!
Atau karena kalian merasa gengsi dikatakan bodoh karena nilai kalian jelek? Kalau itu memang kenyataan mengapa harus malu. Bukankah itu sebagai tanda peringatan bahwa kalian harus lebih mengerti dan belajar lebih keras. Gengsi inilah yang akan terus menghantui kalian tatkala kalian tidak mampu melakukan sesuatu. Kegagalan harus diterima sebagai sebuah kenyataan yang akan senantiasa mendampingi keberhasilan. Yang saya tahu, “orang berhasil lebih banyak gagalnya ketimbang orang yang gagal!”
Lakukan tes pemantapan sebagai ajang mengukur kemampuan diri. Hilangkan rasa takut dan gengsi kalau nilainya buruk, karena yang lebih menakutkan adalah justru mendapatkan nilai jelek pada saat ujian negara.
2. Hindari berteman dengan orang yang tidak memiliki motivasi untuk belajar
Ini penting! Kita harus berani memilih dan menetapkan teman yang pantas untuk menemani kita menghadapi ujian. Kalau ada pepatah yang mengatakan bahwa kita tidak boleh memilih-milih orang untuk dijadikan teman, saya tidak setuju! Teman harus dipilih! Harus yang memberikan manfaat terbaik bagi kita, juga sebaliknya!
Bayangkan bila kita berteman dengan orang yang tidak memiliki motivasi sedikitpun untuk belajar, maka yang ada dalam agenda hidupnya hanyalah bermain dan menghamburkan waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Seusia kalian faktor pertemanan sangat dominan mempengaruhi tingkah laku kalian, baik disadari atau tidak.
Memang terkadang berteman dengan orang pintar atau rajin membuat kita sengsara. Kita harus merubah jadwal kemalasan kita. Merubah pola belajar dan mengganti selera atau kesenangan yang selama ini kita lakukan. Tapi percayalah, untuk menghadapi ujian dan mendapatkan nilai terbaik memang sangat membutuhkan pengorbanan. Salah satunya adalah dengan menyingkirkan teman-teman kita yang akan menjerumuskan kita ke jurang “kenistaan”, yaitu menyesal dikemudian hari namun sudah tidak lagi memiliki arti. Ceileee.
Ada loh teman-teman kalian yang merasa tidak perlu belajar dengan keras. Penyebabnya bisa jadi karena mereka menganggap dirinya bodoh. Dan kalau kalian berteman dengan mereka maka anggapan itu juga akan hinggap di benak kalian! Ada yang karena alasan rumah tangga yang tidak harmonis. Dan itu bisa menjadi beban pikiran kalian juga ketika teman kalian mencurahkan perasaannya kepada kalian. Padahal keluarga kalian harmonis-harmonis saja! Ada juga yang merasa tidak berkepentingan dengan nilai ujian karena merasa sekolah dimanapun buat mereka tetap saja dianggap sebagai siksaan. Bagi mereka mengejar cita-cita bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan. Mereka manja dan terbiasa hidup diketiak mamanya. Kalian tentunya tidak bisa mengandalkan teman seperti itu. Atau ada juga yang tidak belajar tapi nilainya selalu besar, kalau bukan karena jenius orang seperti ini pasti jago nyontek. Iya kalau jenius, kamu bisa bertanya padanya, tapi giliran karena nyontek, percayalah suatu saat kamu akan menjadi bagian dari kebiasaannya. Dicontek atau terbiasa mencontek. Padahal jelas orang seperti ini gak bisa diandalkan dalam belajarnya.
Jadi carilah teman yang benar-benar layak kalian jadikan teman menjelang UN.
3. Kurangi kegiatan yang tidak berhubungan dengan Ujian
Ini siksaan! Ini sulit dilaksanakan! Tapi mau apa kita dengan segala permainan dan kesenangan itu tatkala nilai kalian di ujian sangat jelek dan kalian tidak bisa berdiri tegak ketika Pawidya atau wisuda nanti? Ujian negara ini cuma sekali selama kalian belajar di SMP (atau SMA) dan sangat menentukan sekolah kalian dimasa depan dan lebih jauhnya dengan cita-cita yang kalian harapkan. Jadi apa salahnya kalau kita mulai sekarang belajar untuk sedikit (atau banyak) berkorbaan sesaat untuk ujian ini. Percayalah…pengorbanan kalian tidak aka sia-sia bila dilakukan dengan penuh kesadaran.
Simpan dulu play station kalian di gudang! Pindahkan dulu televisi di kamar kalian! Hapus dulu games yang ada di komputer kalian! Dan kurangi kesenangan bermain menghabiskan waktu di mall atau ningkrong di rumah teman tanpa melakukan kegiatan yang bermanfaat. Ayolah…toh suatu saat kamu dapat melakukannya lagi ketika semuanya telah selesai.
Tapi jangan kalian kurangi berolah raga. Jangan kurangi jadwal les piano atau biolanya. Jangan kurangi berkumpul dengan keluarganya. Itu tetap penting. Yang harus kalian kurangi hanyalah kegiatan yang bisa membuat konsentrasi kamu berkurang. Dan bayangkan kenikmatan darikeberhasilan yang akan kamu raih!
4. Jangan bikin konflik dengan teman dan keluarga
Pacaran? Buat apa? Jangankan pacaran, berteman dan bersahabat saja sudah cukup memberikan kita beban yang tidak sedikit, apalagi pacaran! Eit, tapi bagi yang sudah terlanjur pacaran tapi asyik-asyik aja ya…nikmati dan jaga jangan sampai membuat konflik!
Jangan dikira bahwa konflik kalian dengan teman tidak akan membawa dampak psikologis lho kepada kalian! Kalian akan menjadi tidak tenang dalam menjalani keseharian disekolah bahkan bisa jadi membuyarkan energi dan konsentrasi kalian di kelas. Beneran!! Hindarilah membuat masalah dengan teman, keluarga atau bahkan dengan hewan peliharaan. Bayangkan saja kalau kalian membuat konflik dengan anjing peliharaan dan anjing itu menggigit kalian, pasti kalian akan mendapatkan kesulitan.
Hindari pertentangan yang tidak perlu. Jauhi teman yang selalu bikin masalah. Hindari dimarahi guru karena ga bikin PR atau tugas. Jelaskan dengan baik kepada orang tua ketika kalian ada masalah dengan mereka. Mintalah kepada teman, keluarga atau guru untuk memahami beban kalian yang seabrek itu. Jelaskan kepada mereka bahwa kalian membutuhkan dukungan dan motivasi ketimbang nasehat dan amarah mereka! Dan tentunya kalian pun harus mengerti bahwa orang tua, teman dan guru juga memiliki tingkat stress yang sama dengan kalian dalam menghadapi Ujian Negara sehingga perlu menjaga sikap di sekolah dan di rumah.
5. Jaga kesehatan
Aduh jangan sampai deh kalian sakit justru ketika kalian “wajib” sehat. Perjuangan kalian selama tiga tahun ini bisa hancur berantakan ketika kalian sakit disaat ujian.
Dulu…nenek kita selalu melakukan tindakan “pingit” kepada wanita atau laki-laki yang akan menikah. Itu sebenarnya dilakukan untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan meNjelang pernikahan. Nah sekarang, orang tua dan guru pasti akan melakukannya kepada kalian.
Pingitan ini dilakukan untuk menghindarkan kalian dari kejadian yang tidak diinginkan menjelang ujian. Sepak bola yang memiliki tingkat resiko cukup besar dalam berbenturan, basket yang beresiko menimbulkan kelelahan atau kebiasaan mengendarai motor atau mobil sedikit dikurangilah. Itu semua perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan menghindari dari kejadian yang bisa membuat badan kamu sakit di saat-saat ujian.
Berolahragalah dengan jenis olahraga yang memiliki resiko ringan. Toh memang olahraga itu perlu untuk menjaga kesehatan kalian.
Jaga jenis makanan yang masuk ke dalam perut kalian. Wah…kebayang kalau pada saat ujian, perut kita tidak bisa kompromi dan selalu ingin buang angin atau buang air besar. Buyarlah konsentrasi kita! Hindari…hindari…!
6. Beli perlengkapan ujian dari toko yang dijamin menjual barang asli
Sekarang banyak barang asli tapi palsu.
Ujian sekarang diperiksa oleh komputer. Untuk itu ada standarisasi baku tentang alat atau perlengkapan yang dipakai dalam ujian. Pensil 2B yang asli, penghapus yang tidak meninggalkan bekas, serutan yang tajam dan rapi.
Jangan ambil resiko dengan membeli perlengkapan ujian di sembarang tempat, digrosir, di warung, di pinggir jalan atau di depan sekolah. Kita tidak memiliki waktu untuk menguji semua perlengkapan itu khan? Jadi belilah di toko buku Gramedia atau Gunung Agung dan sudah dipaket khusus untuk ujian. Abaikan harga yang relatif lebih mahal. Abaikan keengganan karena tempatnya jauh. Abaikan rayuan rekan dan teman yang bisa menyediakan alat ujian. Sekolah biasanya berupaya supaya kalian benar-benar mendapatkan perlengkapan yang asli dengan menghubungi distributor barang yang asli langsung sehingga memudahkan kalian untuk mendapatkannya dengan harga lebih murah. Manfaatkan peluang itu sebaik-baiknya.
Tolong camkan ini. Siapkan pensil lebih dari satu. Belilah 4 pensil baru, lalu serutlah kedua ujungnya dengan rapih. Siapkan penghapus baru dan yang tidak meninggalkan bekas. Sediakan serutan yang baru sehingga ketajamannya masih terjaga. Dengan persiapan matang itu minimal kepercayaan diri kalian akan terjaga sampai ujian.

B. TRIK SAAT UJIAN
1. Tidur dan bangun lebih awal
Idealnya kalian sudah tidak membuka buku disaat menjelang ujian. Makanya menjelang ujian selalu ada yang disebut pekan sunyi atau minggu tenang sebelum ujian. Ini bukan waktu kalian untuk belajar, tapi justru untuk mengendurkan urat syaraf kalian yang tegang mempersiapkan ujian.
Minggu tenang memang harus kalian isi dengan ketenangan dan suasana badan yang rileks. Sudah tidak ada lagi kegiatan baca buku tebal. Sudah bukan saatnya kalian menghapalkan rumus. Tapi itu bisa kalian lakukan kalau kalian benar-benar siap disaat jauh-jauh hari sebelum ujian.
Malam sebelum ujian yang harus kalian lakukan adalah mempersiapkan alat perang dengan lengkap dan meyakinkan lalu berdoa kepada Tuhan semoga kalian diberi ketenangan ketika ujian dan disaat mengerjakan soal. Lalu tidur dengan nyaman lebih awal. Mengapa harus lebih awal? Karena biasanya kalian akan sulit tidur membayangkan saat ujian besok, sehingga dengan tidur lebih awal kalian bisa tidur tepat waktu.
Besoknya, bangunlah pagi-pagi benar. Karena kamu harus bersiap lebih awal dan kesiapan awal akan membawa kamu pada ketenangan. Kamu akan leluasa mempersiapkan semua perlengkapan. Kamu akan santai mandi, ganti pakaian dan sarapan pagi.
Cek lagi persiapan perlengkapan ujian. Bawa kartu peserta, alat tulis yang dibutuhkan dalam satu tempat yang mudah dibawa namun bisa menampung semua perlengkapan kamu. Jangan bawa sesuatu yang tidak penting buat kalian. Lupakan dulu I-pod, PSP atau handphone. Jangan sampai semua itu akan menganggu konsentrsai kamu dengan harus mejaga sesuatu yang tidak perlu.
Sarapan. Wajib dan harus! Bagi yang tidak terbiasa sarapan, kali ini sarapan menjadi wajib walaupun hanya sekedar roti atau segelas susu hangat. Bukan apa-apa, semua itu untuk mengantisipasi kalau-kalau perut kalian bunyi di saat suasana kelas sepi. Malu dan membuat suasana menjadi lebih tidak nyaman.
Jangan bawa buku pelajaran. Ketika kalian masih membaca di detik-detik terakhir menjelang ujian sebenarnya merupakan gambaran ketidaksiapan kalian diujian tersebut. Dan yang jelas tidak bermanfaat apapun bagi kalian, malahan kalian akan semakin sadar bahwa banyak materi yang kalian tidak tahu ketimbang yang kalian tahu, dan apa akibatnya? Kalian akan bertambah gugup dan tidak percaya diri. Yang harus kalian lakukan adalah memanfaatkan waktu yang masih sempit ini untuk terus belajar sekuat mungkin sehingga di saatnya nanti kalian akan merasa percaya diri dan merasa tidak perlu repot-repot membaca rangkuman di detik akhir sebelum ujian.
Dan ketika kalian akan pergi, niatkan dan laksanakan perintah orang tua dulu. “kalau sudah pergi, jangan melihat kebelakang!” dulu saya menganggap bahwa pepatah itu secara harfiah, jadi setiap akan ujian saya berusaha untuk tidak melihat kebelakang. Padahal kalau diselami lebih jauh sebenarnya perintah kakek nenek kita adalah ketika sudah diperjalanan menuju sekolah jangan sampai kita balik lagi kerumah gara-gara ada perlengkapan yang tertinggal.
Sediakan waktu toleransi 30 menit untuk pergi lebih awal ke sekolah untuk mengantisipasi kemacetan, mogok, ban meletus, ketinggalan sesuatu atau hanya sekedar membuat kalian tenang.
2. Tiba di sekolah lebih awal, luangkan waktu untuk teratur menarik nafas dalam-dalam
Perintah ini tidak mengandung unsur mistik apalagi magic. Ini hanya bayangan saya ketika akan menghadapi berbagai macam ujian. Selalu khawatir dan stress (walaupun kallian tidak pernah mneyadarinya). Dengan kesadaran kalian untuk menarik nafas, setidaknya kalian tidak ada waktu untuk bercanda, bercengkarama atau melakukan tindakan yang mubazir dan hanya menguras energi kalian.
Bisa jadi sebelum ujian kalian awalnya bercanda dengan teman. Saling ejek,sikut lalu dorong mendorong. Jatuh, baju kotor, lutut berdarah, hidung patah dan tangan keseleo. Nah lho…
Atau kalian membicarakan teman lalu mendengar omongan teman yang tidak nyaman dan kalian suka tidak suka akan memikirkannya. STOP! Bernafas dan berdoa adalah tindakan paling rasional menjelang ujian. Atau kalau tidak bisa, lebih baik DIAM!
3. Berdoa ketika pertama kali duduk di kursi ujian
Diam sejenak. Tarik nafas dalam-dalam. Yakinkan kalian bisa mengerjakan soal. Pusatkan perhatian untuk berdoa sendiri minta petunjuk kepada Tuhan untuk memberikan yang terbaik bagi kita. Pejamkan mata, ingat dan bayangkan wajah ibu baik-baik, bayangkan wajah ayah kita dengan jelas. Nenek, kakek dan semua orang yang kalian cintai dan mencintai kalian dengan tulus. Mintalah doa dari mereka dengan membayangkan mereka.
Lalu lihat sekitar kalian. Kelas, pengawas, dinding dan kalau bisa lepaskan pandangan keluar kelas. Lihat pohon dan langit. Maka pikiran kalian akan lebih tenang.
4. Jangan pernah berpikir untuk mencontek
Adalah sebuah kebodohan kalau kalian merasa perlu menyamakan jawaban dengan rekan kalian. Apalagi untuk menanyakan jawaban ujian. Ada beberapa alasan rasional mengapa kita tidak boleh mencontek pada saat ujian.
Pertama, yakinkah kalian kalau teman kalian itu bisa menjawab soal yang sama? Terkadang yang membuat saya heran, banyak anak yang pinter merasa belum yakin kalau belum menanyakan jawaban kepada teman. Padahal temannya itu dikelas dan sehari-hari berada dibawah peringkat dia di bidang akademis. Ini bisa terlihat dari ulangan umum yang sering ditemukan jawaban yang sudah benar dicoret dan diganti dengan jawaban yang salah. Jangan bertanya kepada teman, karena tidak ada jaminan kalau jawaban teman kalian itu adalah benar adanya.
Kedua, kalaupun teman kalian tahu jawabannya, yakinkah kalian kalau teman kalian memberikan jawaban yang sama dengan dilembar jawabannya? Kalau saya yang ditanya, maka saya akan memberikan jawaban yang salah karena tentunya saya harus meminimalisir persaingan. Semakin banyak orang lain bertanya kepada saya maka semakin besar peluang saya menjatuhkan nilai teman-teman saya dengan memberikan jawaban yang salah. Lalu kalau tidak ada jaminan jawaban teman kalian itu benar, mengapa harus repot-repot bertanya?
Ketiga, ketika kalian merasa tidak bisa menjawab lalu ada teman yang kalian anggap lebih pintar dan merasa dia akan memberikan jawabannya kepada kita, bersiaplah kalian akan menerima pertanyaan lebih banyak dari teman kalian. Ini merepotkan! Konsentrasi kalian akan terganggu dan harus menerima banyak “misscall” dari teman yang hanya sekedar bertanya.
Keempat, mencontek itu beresiko tinggi. Jangan kalian anggap bahwa pengawas itu tidak melihat. Mereka diberi kekuasaan untuk menulis berita acara yang berisi situasi disaat ujian. Tidak mustahil ada pengawas yang menulis nomor kalian di berita acara dengan tulisan,”no 132 mencontek dari buku atau temannya”. Dan yang pasti kita tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukan dengan berita acara itu oleh pemeriksa!
Pengawas tidak boleh membuat suasana menjadi tidak nyaman dengan marah atau memperingati kalian untuk tidak mencontek, jadi jalan yang terbaik adalah dengan menuliskannya di berita acara. Dan kita tidak merasa sedang diperhatikan.
Banyak kejadian dimana kita menganggap bahwa orang lain mencontek selalu tidak diketahui oleh guru atau pengawas, tapi giliran kita baru sekali melakukannya kok ketahuan. Itu adalah peringatan bahwa kalian memang dilarang mencontek oleh Tuhan.
Kalau kalian melihat ada teman yang mencontek atau kerjasama, lihat saja sejarah belajar dia di kelas, pasti mereka adalah golongan siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri, pemalas,selalu bikin gara-gara dengan guru atau temannya, selalu merasa paling ganteng, paling hebat, paling gaul dan paling menjadi pusat (mencari) perhatian. Padahal tahukah kalian…semua itu adalah cara mereka menyembunyikan kepengecutan dan ketidakpercayaan dirinya yang akut atau parah. Jangan tergoda olah kelakuan orang atau teman seperti itu…percuma.
Dan coba lihat teman kalian yang percaya diri dengan kemampuannya. Tenang, santai dan sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Mereka biasanya dari golongan siswa yang sejarah belajarnya memang bagus. Tirulah mereka! Percaya diri dengan kemampuan sendiri untuk mencapai tujuan sendiri.
5. Perhatikan alokasi waktu
Ingat! Waktu yang disediakan sudah termasuk waktu untuk mengisi bio data, membaca soal dan kelengkapannya, mellingkari dan menghitamkan lembar jawaban, mengisi essay dan memeriksa kembali. Jadi kalau ditotal, waktu itu sangat sempit. Namun sangat sering kalian merasa waktu itu terlalu banyak dan membosankan, tapi begitu hendak dikumpulkan kalian baru sadar bahwa ada beberapa jawaban yang belum kalian isi. Lalu sibuk, asal jawab dan mengeluh kurang waktu.
Pakai jam tangan! Beli jam tangan kalau tidak punya. Jam tangan sekarang murah. Bilang pada orang tua…beli! Kalau perlu bawa jam kecil untuk disimpan di depan meja kalian! Beneran, serius!
5 menit awal alokasikan waktu untuk mengisi bio data dilembar jawaban. Adalah sebuah keteledoran yang sangat sia-sia kalau kalian mendapat nilai minimal karena kesalahan bio data. Ingat!!! lembar jawaban akan diperiksa oleh komputer jadi hindari kesalahan kecil yang akan membuat lembar jawaban kalian gagal di scacn oleh komputer karena ini akan membuat lambar jawaban kalian akan diperiksa manual oleh manusia. Dan bayangkan bisa berapa ratus atau ribu lembar jawaban yang akan di periksa manual. Apalagi oleh manusia yang sangat terbatas kesabaran dan ketekunannya, maka pemeriksaan akan jauh lebih beresiko salah. Hindari!
5 menit berikut, cek kelengkapan soal baik nomor soal atau lembar soalnya. Jangan sampai kalian terganggu konsentrasi karena ditengah jalan lembar soalnya harus kalian ganti karena tidak lengkap atau tidak jelas.
Mulai kerjakan dari soal yang kalian anggap mudah.
Alokasikan waktu 10 menit sebelum jam berakhir untuk mengecek jawaban. Hanya mengecek, bukan mencari jawaban lagi. Lalu siapkan urutan soal dan jawaban sebelum dikumpulkan setelah kalian cek ulang. Kalau perlu cek sampai 3 kali.
Jangan merasa jenuh. Waktu 3 hari itu sangat penting buat kalian. Manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Selamat belajar !!
Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru SMP Taruna Bakti Bandung Selengkapnya...

1. NILAI YANG TERPAMPANG ADALAH NILAI AKHIR YANG AKAN MASUK RAPORT DAN MERUPAKAN GABUNGAN DARI NILAI :ULANGAN HARIAN + TUGAS + ULANGAN UMUM
2. SEMUA YANG REMIDIAL DIKARENAKAN NILAI UL UMNYA DIBAWAH STANDAR KETUNTASAN MINIMAL (7,5)
3. JADWAL REMIDIAL LISAN: SENIN DAN SELASA / 15 –16 Desember 2008
A.SENIN/15 DESEMBER 2008 : KELAS VII A-VII C-VII D
B.SELASA/16 DESEMBER 2008 : VII B-VII BILINGUAL
4. WAKTU : 10.00 – 11.00 WIB
5. TEMPAT : RUANG IPS TERPADU (EKONOMI)
BENTUK REMIDIAL : A. MENGUMPULKAN LKS DAN CATATAN LENGKAP SEMESTER I (SEMUA KELAS 6. DIKUMPULKAN HARI SELASA/16 DESEMBER 2008 KEPADA )B.MENGHAPALKAN DAN MERANGKUM MATERI (TEKTONIK DAN VULKANIK, MANUSIA PURBA INDONESIA, BENTUK INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIF/PRINSIP EKONOMI) KEMUDIAN DI TES LISAN SESUAI DENGAN JADWAL YANG TELAH DITETAPKAN
7. BAGI YANG TIDAK IKUT KEGIATAN REMEDIAL PADA JADWAL YANG TELAH DITENTUKAN MAKA NILAINYA TIDAK AKAN MENGALAMI PERUBAHAN
REMIDIAL YANG DILAKSANAKAN TIDAK AKAN MENJAMIN PERUBAHAN NILAI BILA TIDAK DIIKUTI DENGAN BAIK
BILA JADWAL REMIDIAL IPS BENTROK DENGAN JADWAL REMIDIAL LAINNYA, MAKA HARUS ADA SURAT KETERANGAN DARI GURU YANG BERSANGKUTAN DAN MENGIKUTI REMIDIAL SUSULAN (TERAKHIR SELASA/16 DESEMBER 2008)
Selengkapnya...

Senin, 01 Desember 2008

UNDERACHIEVER

Pada tulisan terdahulu saya mengupas tentang underachiever untuk menjawab kekhawatiran orang tua terhadap motivasi putra/i-nya dalam mengikuti proses pembelajaran di akselerasi. Karena bersifat spontan maka uraiannya terasa sangat singkat dan mungkin tidak mampu menjawab pertanyaan selanjutnya yang lebih detail. Melalui tulisan kedua ini saya harapkan dapat sedikit menambah wawasan tambahan mengenai keberadaan anak cerdas istimewa namun memiliki masalah dalam perkembangan prestasi, khususnya di sekolah dan mata pelajaran di sekolah.
Namun sekali lagi, semoga ini tidak menambah kebingungan tapi justru menambah kemampuan kita untuk mengenali dan mengidentifikasi beberapa kecenderungan underachiever untuk kemudian mengantisipasinya secara tepat dan cepat.
Mungkin di tulisan ini akan ada beberapa point penting yang akan mengalami pengulangan uraian, namun tidak secara rinci karena telah dibahas pada tulisan sebelumnya.

A. PENGERTIAN UNDERACHIEVER
Adalah jika ada ketidaksesuaian antara prestasi sekolah anak dengan indeks kemampuannya sebagaimana nyata dari tes intelegensia, prestasi atau kreativitas atau dari data observasi, dimana tingkat prestasi sekolah nyata lebih rendah daripada tingkat kemampuan anak” (Davis and Rimm dikutip Utami Munandar.1999).

B. KARAKTERISTIK ANAK UNDERACHIEVER
Beberapa karaktersitik dari anak underechiever adalah :
Karakter Primer : Rasa harga diri yang rendah
Karakter Sekunder : Perilaku menghindar
Karakter Tersier : Kebiasaan belajar yang buruk, daya konsentrasi yang hilang dan atau bermasalah dengan disiplin dan rumah dan di sekolah.

C. CARA MENGIDENTIFIKASI KARAKTER UNDERACHIEVER
Amati anak selama kurang lebih dua minggu untuk menentukan apakah ia memiliki ciri-ciri berikut. Jika siswa mempunyai minimal 10 ciri tersebut maka ia kemungkinan termasuk dalam kategori underachiever. Berikut beberapa ciri tersebut :
1Nilai mayoritas rendah pada nilai prestasi atau ulangan
2Mencapai nilai rata-rata atau dibawah rata-rata kelas dalam keterampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
3.Pekerjaan sehari-hari tidak lengkap atau buruk
4Memahami dan mengingat konsep hanya jika berminat
5Kesenjangan antara tingkat kualitatif pekerjaan lisan dan tulisan
6Pengetahuan faktual sangat luas
7. Daya imajinasi sangat kuat
8Selalu tidak puas dengan pekerjaannya, termasuk seni
9Kecenderungan ke sifat perfeksionisme dan mengkritik diri sendiri
10Menghindari pekerjaan dan kegiatan baru untuk menghindari hasil yang kurang baik
11Menunjukan prakarsa dalam mengerjakan proyek di rumah atas pilihan sendiri
12Mempunyai minat yang luas dan keahlian yang khusus dalam penelitian dan riset
13Rasa harga diri rendah nyata dalam kecenderungan untuk menarik diri atau menjadi agresif di dalam kelas
14Tidak berfungsi atau berkontribusi dalam kelompok
15Menunjukkan kepekaan dalam persepsi terhadap diri sendiri, selalu tinggi atau terlalu rendah
16Tidak menyukai pekerjaan praktis atau hapalan
17Tidak mampu memusatkan perhatian dan berkonsentrasi pada tugas-tugas
18Mempunyai sikap tak acuh atau negatif terhadap sekolah
19Menolak upaya guru memotivasi atau menanamkan disiplin perilaku di kelas
20Mengalami kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya, kurang dapat mempertahankan persahabatan



Jumlah



(sumber : Whitemore.1980. Giftedness, Conflict and Underachievement. Boston:Allyn &Bacon)

D. LATAR BELAKANG UNDERACHIEVER
Anak tidak dilahirkan dengan membawa sifat underachiever. Sifat ini mudah dirubah apabila keluarga paham dan peduli dinamika underachievement.
Kebiasaan di keluarga yang memberikan perlindungan terlalu berlebihan untuk anak, sikap otoriter, sikap permisif secara berlebihan dan ketidakajekan kedua orang tua dalam menegakkan disiplin adalah beberapa hal yang mudah dirubah asalkan ada komitmen untuk itu.
Beberapa latar belakang munculnya sifat underachievera pada anak diantaranya adalah :
Identifikasi dan model
Identifikasi terbalik



E. MENGATASI ANAK UNDERACHIEVER
Selengkapnya...

“MIND MAPPING”

A. Mengapa Harus Mencatat ?
Sejarah manusia dimulai dengan suatu keterampilan yang tidak mungkin bisa ditiru oleh makhluk apapun di muka bumi ini. Mencatat!
Mencatat adalah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari manusia. Bagi siswa, ini berarti mendapatkan nilai yang baik. Bagi orang yang bergerak di bidang bisnis, ini berarti adalah selalu dapat menepati janji, proyek dan pertemuan dengan tepat. Bagi guru ini berarti berhubungan dengan kemampuan menyampaikan materi dan penambahan wawasan baru.
Selama ini kita selalu terpaku dengan bentuk catata outline yang kaku dan berderet ke bawah dengan susunan sistematis. Masalahnya adalah sering kali kita menemukan guru atau pembicara memaparkan materinya secara loncat dan berputar sehingga kita menemukan kesulitan untuk meruntutnya secara sistematis. Membosankan!
Dan yang jelas adalah, catatan outline yang selama ini kita pergunakan sama sekali tidak sama dengan kerja otak manusia!!
Mencatat bukan kegiatan sesaat untuk kemudian dilupakan! Mencatat adalah mendapatkan point kunci dan hubungannya dengan materi lainnya untuk memahami suatu konsep utama.
Hingga saat ini orang menganggap bahwa kerja otak itu linier, teratur dan rapi. Hal ini disebabkan oleh karena media komunikasi kita, yaitu lisan dan tulisan yang memang menuntut kemampuan kita dalam menguraikan segala sesuatu secara linier, runut dan rapi. Padahal ternyata, temuan para ahli mengungkapkan bahwa lisan dan tulisan adalah “hasil” bukan “proses” komunikasi.
Pada proses terjadinya komunikasi, sebenarnya otak manusia bekerja secara acak. Otak kita mencari, memilah, memilih dan merumuskan, mengatur, menghubungkan dan menjadikannya sebuah gagasan yang kemudian kita hasilkan dalam bentuk lisan atau tulisan.
Hal itu terjadi tidak hanya pada komunikator tapi juga pada komunikan. Yang mendengarkan akan menangkap setiap kata demi kata, mengumpulkannya dan menghubungkannya menjadi sebuah informasi yang layak untuk didengarkan.
Lantas catatan seperti apa yang dapat memaksimalkan kemampuan kita dalam menerima informasi kemudian memanfaatkannya kembali baik untuk diingat, disimpan dan dijadikan “artefak” budaya kita?

B. Teknik Mencatat Tingkat Tinggi
Bayangkan sebuah benda, misalnya mobil, lalu tutuplah mata kalian dan bayangkan keberadaan mobil itu dalam benak kalian beberapa saat. Buka mata dan ceritakan apa yang kalian bayangkan tadi? Sebuah gambaran mobil dengan warna dan bentuk tertentu terletak di tengah-tengah pikiran kita bukan? Otak kita bekerja untuk mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, dan perasaan. Bahkan ketika kita mendatangi rumah teman yang belum pernah kita datangi, akan terasa lebih mudah melihatnya dalam bentuk gambar atau peta dengan warna atau simbol tertentu dibandingkan dengan membacanya seperti karangan puisi atau artikel bukan?
Catatan yang berkembang saat ini dipopulerkan oleh Tony Buzan sekitar tahun 1970-an berdasarkan riset dan penelitian tentang tata cara kerja otak kita.
Catatan itu di kenal dengan peta konsep atau “Mind Mapping”.

C. Langkah-langkah Membuat Peta Konsep
Langkah yang harus dipersiapkan pertama kali adalah siapkan selembar kertas kosong dengan alat tulis berwarna-warni dan yang terpenting adalah BAWA IMAJINASIMU!!!!
Setelah itu kita akan melakukan langkah berikutnya :
Gunakan kertas dengan horizontal sehingga kalian bisa memiliki ruang lebih luas untuk menulis dan menggambar.
Menulis gagasan utama di tengah-tengah kertas kosong dengan huruf kapital. Hal ini akan memudahkan kita untuk menulis dan menggambar ke segala arah.
Berikan simbol ide utama dengan gambar, bentuk dan warna sehingga menarik untuk dilihat.
Lalu tarik garis melengkung (lurus membuat kita bosan melihatnya) keluar dari pusatnya untuk menuliskan cabang gagasan. Jumlahnya sangat tergantung pada bagian, segmen atau bagian dari ide utama. Buatlah dengan warna yang berbeda untuk setiap cabang sehingga memudahkan kalian untuk membedakan antar cabang gagasan.
Tulis kata atau frase kunci untuk setiap cabang gagasan. Berikan simbol dan warna yang paling mudah kita buat dan ingat. Yang dimaksud dengan kata kunci adalah kata yang dapat menyimpulkan dan menyampaikan inti sebuah gagasan.

Cukup? Eit…tunggu dulu, supaya maksimal peta pikiran kita, alangkah lebih baiknya kalian memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Tulis dengan huruf KAPITAL/BESAR sehingga menarik perhatian.
2. Tulislah gagasan dan kata kunci dengan huruf yang lebih besar dan menonjol sehingga memudahkan kalian untuk melihatnya dalam waktu sekilas.
3. Garis bawahi dan gunakan huruf tebal untuk semakin memperjelasnya.
4. Kreatif dan gunakan imajinasimu dengan bebas dan jangan takut dengan hal-hal diluar kebiasaan.
5. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap gagasan utama dan cabang.
6. Gunakan asosiasi atau persamaan dengan menggambarkan panah antara cabang melengkung.
7. Buat dan kembangkan beberapa simbol untuk menggantikan kata yang sering dan umum dipergunakan, Atau 8. Bila perlu nomori setiap cabang untuk menentukan urutan kronologis catatan.
9. Kreatif,kreatif dan kreatif!

D. Kiat Tambahan
Nah…kalau kalian sekarang telah memahami bagaimana membuat Peta Pikiran, sekarang kita akan membahas beberapa kiat tambahan yang dapat sedikit membuat kalian merasa senang membuat peta pikiran itu.
1. Kalau kalian akan membuat Peta Pikiran dari sebuah buku maka kalian lebih baik kalau membacanya terlebih dahulu sepintas. Dengan demikian kalian akan menemukan arah, gagasan utama dan bagian-bagian dari buku tersebut. Hal ini akan semakin mempermudah kalian untuk membayangkan Peta Pikiran yang akan kalian buat.
2. Kalau kalian akan membuat agenda kegiatan maka kalian dapat membuat gagasan utamanya dengan tulisan “AGENDAKU MINGGU INI” lalu membuat cabang sebanyak 7 garis lengkung dan menuliskan kata kunci untuk setiap hari. Tambahkan waktu, orang dan jenis kegiatan yang akan kalian lakukan. Berikan tanda panah untuk beberapa kegiatan yang merupakan prioritas.
3. Nah, kalau kalian mengikuti ceramah atau penjelasan guru alangkah lebih baiknya selalu waspada dan berhati-hati dalam membuat garis lengkung atau garis cabang, karena biasanya selalu ada tambahan wawasan, humor, ide atau pengulangan materi untuk materi yang terlupakan.
4. Lalu tidak salah kalau kalian kemudian mengulanginya kembali di rumah dalam bentuk Peta Pikiran yang jauh lebih baik dan lebih rapi. Selain akan membuat kalian kreatif, senang melihat dan membacanya juga akan menambahkan daya ingat kalian terhadap materi tersebut.

E. Kiat Praktis Dalam Mencatat
Kiat tambahan dalam mencatat memang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan Peta Konsep, bahkan dengan metode apapun, catatan kalian dapat lebih baik bila kalian melakukan beberapa hal berikut :
1. Mendengarkan dengan aktif
Bertanyalah,”apa manfaat materi yang disampaikan ini bagiku”. Dengan demikian kalian akan menemukan materi penting dalam mencatat sehingga itu akan menjadi kata kunci dalam memahami materi dan kaitannya dengan kehidupan kalian sehari-hari.
2. Memperhatikan dengan aktif
Tidak hanya pada materi dan keterkaitan materi ini dengan materi lainnya, namun juga kalian dapat memperhatikan gerak, mulut, gerakan tubuh, ekspresi dan nada suara guru atau pembicara.
3. Partisipasi
Dengan mendengar dan memperhatikan dengan aktidf kalian akan segera tahu materi yang tidak dimengerti. Lalu…bertanyalah secara aktif. Jangan malu dianggap mencari perhatian atau terlalu serius.
4. Melakukan tinjauan awal
Alangkah sangat baik bila sebelum akan mendengarkan penjelasan dari pembicara atau guru, kalian telah menyempatkan waktu untuk mempelajari materi tersebut terlebih dahulu. Guru dan kalian terkadang wawasannya hanya berbeda satu malam.
5. Buatlah “yang terdengar” menjadi “yang terlihat”
Perhatikan catatan kalian, lalu ambil gambar atau simbol yang akan mempermudah kalian mengingatnya. Anggaplah kalian tengah berfungsi menjadi kamera kata menjadi gambar.
6. Menjadikan pengulangan lebih mudah
Setelah selesai maka cobalah memindahkannya ke dalam kartu berukuran 3 x 5 yang dapat dibawa kemana-mana. Baca disaat kamu sedang tidak melakukan apa-apa atau sedang luang karena lama menunggu seseorang. Bermanfaat bukan?

F. Manfaat Catatan Peta Pikiran
“aku ngga biasa nih, gimana…?”
Caranya? Ya biasakan…dan lihat hasilnya! Jangan memberikan dulu kesimpulan dan penilaian bahwa tulisan kalian itu gagal atau berhasil dengan dua kali percobaan. Ini memang tidak biasa dan seringkali kita agak sulit merubah kebiasaan lama dengan yang baru apalagi catatan metode Peta Pikiran ini menuntut kalian memaksimalkan kemampuan kalian baik kemampuan membuat kesimpulan, kreatif, menggambar dan menyusun.
Tapi itu akan hilang seiring kebiasaan baru itu. Dan kamu akan tahu beberapa manfaat dari catatan metode Peta Pikiran ini, diantaranya :
Fleksibel, kamu jadi tidak perlu mengingat setiap kata yang keluar dari mulut guru khan? Kalian akan lebih fokus pada gagasan utama.
Memusatkan perhatian, bila kita jenud atau bosan maka otak kita akan terus “berpetualang” ke alam lain. Nah dengan mencatat metode Peta Pikiran ini kalian akan lebih fokus dan menyenangi gerakan dan aktivitas kalian sendiri tanpa kehilangan materi yang disampaikan.
Meningkatkan pemahaman bila kalian mengulang, memperbaiki dan menambah catatan tersebut sehingga menjadi lebih baik. Asyik dan mengerti!
Menyenangkan karena memberikan keleluasaan kepada kalian untuk memberikan warna, simbol atau peninjauan kembali.
Nah setelah tahu apa dan bagaimana kita membuat Peta Pikiran, sekarang tugas kalian adalah belajar membuatnya dan membiasakannya. Alah bisa karena biasa. Dan kalau kalian mendapatkan kesulitan, tidak ada salahnya kalian bertanya pada orang tua atau guru yang telah lebih dahulu mengetahuinya. OKSSSS?
Menyadur, menyimpulkan dan menambahkan dari buku :
Quantum Learning (Bobbi DePorter and Mike Hernacki). Kaifa.1992 dan Quantum Teaching (Bobbi DePorter, Mark Reardon and Sarah Singer-Nouri). Kaifa.2000
Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru Taruna Bakti Bandung
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com


TUGAS MEMBUAT MIND MAPPING

Setelah membaca tentang mind mapping diatas, sekarang kalian mendapatkan tugas membuat maind mapping untuk mata pelajaran ekonomi. Beberapa aturan ini harap diperhatikan, diantaranya :
1. Materi dan tugas di photocopy secara individual (bisa kolektif oleh KM)
2. Materi yang dibuat dalam mind mapping adalah seluruh materi EKONOMI
3. Semua materi harus dapat dipetakan dalam satu lembar kertas HVS ukuran Polio (legal)
4. Materi yang diterangkan dalam buku atau dikelas harus mampu di petakan secara utuh.
5. Ikuti petunjuk membuat mind mapping dan kerjakan dengan penuh imajinasi dan daya kreatif yang tinggi
6. Mind mapping dikumpulkan hari Kamis, 4 Desember 2008
7. Mind mapping yang terkumpul di satukan oleh KM dan kemudian dijilid menjadi satu eksemplar dengan memberikan cover.
8. Siswa yang terlambat mengumpulkan akan mendapatkan pengurangan nilai



Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru Taruna Bakti Bandung
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com

Selengkapnya...

TUGAS IPS “MIND MAPPING”

TUGAS MEMBUAT MIND MAPPING Setelah membaca tentang mind mapping diatas, sekarang kalian mendapatkan tugas membuat maind mapping untuk mata pelajaran ekonomi. Beberapa aturan ini harap diperhatikan, diantaranya :

1. Materi dan tugas di photocopy secara individual (bisa kolektif oleh KM)

2. Materi yang dibuat dalam mind mapping adalah seluruh materi EKONOMI

3. Semua materi harus dapat dipetakan dalam satu lembar kertas HVS ukuran Polio (legal)

4. Materi yang diterangkan dalam buku atau dikelas harus mampu di petakan secara utuh.

5. Ikuti petunjuk membuat mind mapping dan kerjakan dengan penuh imajinasi dan daya kreatif yang tinggi

6. Mind mapping dikumpulkan hari Kamis, 4 Desember 2008

7. Mind mapping yang terkumpul di satukan oleh KM dan kemudian dijilid menjadi satu eksemplar dengan memberikan cover.

8. Siswa yang terlambat mengumpulkan akan mendapatkan pengurangan nilai

A. Mengapa Harus Mencatat ?
Sejarah manusia dimulai dengan suatu keterampilan yang tidak mungkin bisa ditiru oleh makhluk apapun di muka bumi ini. Mencatat!
Mencatat adalah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari manusia. Bagi siswa, ini berarti mendapatkan nilai yang baik. Bagi orang yang bergerak di bidang bisnis, ini berarti adalah selalu dapat menepati janji, proyek dan pertemuan dengan tepat. Bagi guru ini berarti berhubungan dengan kemampuan menyampaikan materi dan penambahan wawasan baru.
Selama ini kita selalu terpaku dengan bentuk catata outline yang kaku dan berderet ke bawah dengan susunan sistematis. Masalahnya adalah sering kali kita menemukan guru atau pembicara memaparkan materinya secara loncat dan berputar sehingga kita menemukan kesulitan untuk meruntutnya secara sistematis. Membosankan!
Dan yang jelas adalah, catatan outline yang selama ini kita pergunakan sama sekali tidak sama dengan kerja otak manusia!!
Mencatat bukan kegiatan sesaat untuk kemudian dilupakan! Mencatat adalah mendapatkan point kunci dan hubungannya dengan materi lainnya untuk memahami suatu konsep utama.
Hingga saat ini orang menganggap bahwa kerja otak itu linier, teratur dan rapi. Hal ini disebabkan oleh karena media komunikasi kita, yaitu lisan dan tulisan yang memang menuntut kemampuan kita dalam menguraikan segala sesuatu secara linier, runut dan rapi. Padahal ternyata, temuan para ahli mengungkapkan bahwa lisan dan tulisan adalah “hasil” bukan “proses” komunikasi.
Pada proses terjadinya komunikasi, sebenarnya otak manusia bekerja secara acak. Otak kita mencari, memilah, memilih dan merumuskan, mengatur, menghubungkan dan menjadikannya sebuah gagasan yang kemudian kita hasilkan dalam bentuk lisan atau tulisan.
Hal itu terjadi tidak hanya pada komunikator tapi juga pada komunikan. Yang mendengarkan akan menangkap setiap kata demi kata, mengumpulkannya dan menghubungkannya menjadi sebuah informasi yang layak untuk didengarkan.
Lantas catatan seperti apa yang dapat memaksimalkan kemampuan kita dalam menerima informasi kemudian memanfaatkannya kembali baik untuk diingat, disimpan dan dijadikan “artefak” budaya kita?

B. Teknik Mencatat Tingkat Tinggi
Bayangkan sebuah benda, misalnya mobil, lalu tutuplah mata kalian dan bayangkan keberadaan mobil itu dalam benak kalian beberapa saat. Buka mata dan ceritakan apa yang kalian bayangkan tadi? Sebuah gambaran mobil dengan warna dan bentuk tertentu terletak di tengah-tengah pikiran kita bukan? Otak kita bekerja untuk mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, dan perasaan. Bahkan ketika kita mendatangi rumah teman yang belum pernah kita datangi, akan terasa lebih mudah melihatnya dalam bentuk gambar atau peta dengan warna atau simbol tertentu dibandingkan dengan membacanya seperti karangan puisi atau artikel bukan?
Catatan yang berkembang saat ini dipopulerkan oleh Tony Buzan sekitar tahun 1970-an berdasarkan riset dan penelitian tentang tata cara kerja otak kita.
Catatan itu di kenal dengan peta konsep atau “Mind Mapping”.

C. Langkah-langkah Membuat Peta Konsep
Langkah yang harus dipersiapkan pertama kali adalah siapkan selembar kertas kosong dengan alat tulis berwarna-warni dan yang terpenting adalah BAWA IMAJINASIMU!!!!
Setelah itu kita akan melakukan langkah berikutnya :
Gunakan kertas dengan horizontal sehingga kalian bisa memiliki ruang lebih luas untuk menulis dan menggambar.
Menulis gagasan utama di tengah-tengah kertas kosong dengan huruf kapital. Hal ini akan memudahkan kita untuk menulis dan menggambar ke segala arah.
Berikan simbol ide utama dengan gambar, bentuk dan warna sehingga menarik untuk dilihat.
Lalu tarik garis melengkung (lurus membuat kita bosan melihatnya) keluar dari pusatnya untuk menuliskan cabang gagasan. Jumlahnya sangat tergantung pada bagian, segmen atau bagian dari ide utama. Buatlah dengan warna yang berbeda untuk setiap cabang sehingga memudahkan kalian untuk membedakan antar cabang gagasan.
Tulis kata atau frase kunci untuk setiap cabang gagasan. Berikan simbol dan warna yang paling mudah kita buat dan ingat. Yang dimaksud dengan kata kunci adalah kata yang dapat menyimpulkan dan menyampaikan inti sebuah gagasan.

Cukup? Eit…tunggu dulu, supaya maksimal peta pikiran kita, alangkah lebih baiknya kalian memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Tulis dengan huruf KAPITAL/BESAR sehingga menarik perhatian.
2. Tulislah gagasan dan kata kunci dengan huruf yang lebih besar dan menonjol sehingga memudahkan kalian untuk melihatnya dalam waktu sekilas.
3. Garis bawahi dan gunakan huruf tebal untuk semakin memperjelasnya.
4. Kreatif dan gunakan imajinasimu dengan bebas dan jangan takut dengan hal-hal diluar kebiasaan.
5. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap gagasan utama dan cabang.
6. Gunakan asosiasi atau persamaan dengan menggambarkan panah antara cabang melengkung.
7. Buat dan kembangkan beberapa simbol untuk menggantikan kata yang sering dan umum dipergunakan, Atau 8. Bila perlu nomori setiap cabang untuk menentukan urutan kronologis catatan.
9. Kreatif,kreatif dan kreatif!

D. Kiat Tambahan
Nah…kalau kalian sekarang telah memahami bagaimana membuat Peta Pikiran, sekarang kita akan membahas beberapa kiat tambahan yang dapat sedikit membuat kalian merasa senang membuat peta pikiran itu.
1. Kalau kalian akan membuat Peta Pikiran dari sebuah buku maka kalian lebih baik kalau membacanya terlebih dahulu sepintas. Dengan demikian kalian akan menemukan arah, gagasan utama dan bagian-bagian dari buku tersebut. Hal ini akan semakin mempermudah kalian untuk membayangkan Peta Pikiran yang akan kalian buat.
2. Kalau kalian akan membuat agenda kegiatan maka kalian dapat membuat gagasan utamanya dengan tulisan “AGENDAKU MINGGU INI” lalu membuat cabang sebanyak 7 garis lengkung dan menuliskan kata kunci untuk setiap hari. Tambahkan waktu, orang dan jenis kegiatan yang akan kalian lakukan. Berikan tanda panah untuk beberapa kegiatan yang merupakan prioritas.
3. Nah, kalau kalian mengikuti ceramah atau penjelasan guru alangkah lebih baiknya selalu waspada dan berhati-hati dalam membuat garis lengkung atau garis cabang, karena biasanya selalu ada tambahan wawasan, humor, ide atau pengulangan materi untuk materi yang terlupakan.
4. Lalu tidak salah kalau kalian kemudian mengulanginya kembali di rumah dalam bentuk Peta Pikiran yang jauh lebih baik dan lebih rapi. Selain akan membuat kalian kreatif, senang melihat dan membacanya juga akan menambahkan daya ingat kalian terhadap materi tersebut.

E. Kiat Praktis Dalam Mencatat
Kiat tambahan dalam mencatat memang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan Peta Konsep, bahkan dengan metode apapun, catatan kalian dapat lebih baik bila kalian melakukan beberapa hal berikut :
1. Mendengarkan dengan aktif
Bertanyalah,”apa manfaat materi yang disampaikan ini bagiku”. Dengan demikian kalian akan menemukan materi penting dalam mencatat sehingga itu akan menjadi kata kunci dalam memahami materi dan kaitannya dengan kehidupan kalian sehari-hari.
2. Memperhatikan dengan aktif
Tidak hanya pada materi dan keterkaitan materi ini dengan materi lainnya, namun juga kalian dapat memperhatikan gerak, mulut, gerakan tubuh, ekspresi dan nada suara guru atau pembicara.
3. Partisipasi
Dengan mendengar dan memperhatikan dengan aktidf kalian akan segera tahu materi yang tidak dimengerti. Lalu…bertanyalah secara aktif. Jangan malu dianggap mencari perhatian atau terlalu serius.
4. Melakukan tinjauan awal
Alangkah sangat baik bila sebelum akan mendengarkan penjelasan dari pembicara atau guru, kalian telah menyempatkan waktu untuk mempelajari materi tersebut terlebih dahulu. Guru dan kalian terkadang wawasannya hanya berbeda satu malam.
5. Buatlah “yang terdengar” menjadi “yang terlihat”
Perhatikan catatan kalian, lalu ambil gambar atau simbol yang akan mempermudah kalian mengingatnya. Anggaplah kalian tengah berfungsi menjadi kamera kata menjadi gambar.
6. Menjadikan pengulangan lebih mudah
Setelah selesai maka cobalah memindahkannya ke dalam kartu berukuran 3 x 5 yang dapat dibawa kemana-mana. Baca disaat kamu sedang tidak melakukan apa-apa atau sedang luang karena lama menunggu seseorang. Bermanfaat bukan?

F. Manfaat Catatan Peta Pikiran
“aku ngga biasa nih, gimana…?”
Caranya? Ya biasakan…dan lihat hasilnya! Jangan memberikan dulu kesimpulan dan penilaian bahwa tulisan kalian itu gagal atau berhasil dengan dua kali percobaan. Ini memang tidak biasa dan seringkali kita agak sulit merubah kebiasaan lama dengan yang baru apalagi catatan metode Peta Pikiran ini menuntut kalian memaksimalkan kemampuan kalian baik kemampuan membuat kesimpulan, kreatif, menggambar dan menyusun.
Tapi itu akan hilang seiring kebiasaan baru itu. Dan kamu akan tahu beberapa manfaat dari catatan metode Peta Pikiran ini, diantaranya :
Fleksibel, kamu jadi tidak perlu mengingat setiap kata yang keluar dari mulut guru khan? Kalian akan lebih fokus pada gagasan utama.
Memusatkan perhatian, bila kita jenud atau bosan maka otak kita akan terus “berpetualang” ke alam lain. Nah dengan mencatat metode Peta Pikiran ini kalian akan lebih fokus dan menyenangi gerakan dan aktivitas kalian sendiri tanpa kehilangan materi yang disampaikan.
Meningkatkan pemahaman bila kalian mengulang, memperbaiki dan menambah catatan tersebut sehingga menjadi lebih baik. Asyik dan mengerti!
Menyenangkan karena memberikan keleluasaan kepada kalian untuk memberikan warna, simbol atau peninjauan kembali.
Nah setelah tahu apa dan bagaimana kita membuat Peta Pikiran, sekarang tugas kalian adalah belajar membuatnya dan membiasakannya. Alah bisa karena biasa. Dan kalau kalian mendapatkan kesulitan, tidak ada salahnya kalian bertanya pada orang tua atau guru yang telah lebih dahulu mengetahuinya. OKSSSS?
Menyadur, menyimpulkan dan menambahkan dari buku :
Quantum Learning (Bobbi DePorter and Mike Hernacki). Kaifa.1992 dan Quantum Teaching (Bobbi DePorter, Mark Reardon and Sarah Singer-Nouri). Kaifa.2000
Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru Taruna Bakti Bandung
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com



Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru Taruna Bakti Bandung
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com

Selengkapnya...

Kamis, 27 November 2008

BISAKAH SEKOLAH KAMI MENYELENGGARAKAN PROGRAM AKSELERASI?

A. PENDAHULUAN
Dengan dihembuskannya pendidikan inklusi, yaitu pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak didik untuk sekolah di sekolah yang mereka inginkan dan mendapatkan pelayanan yang sama sebagai peserta didik, tentunya setiap sekolah dituntut untuk terus membenahi diri khususnya dalam memberikan layanan pada siswa yang memiliki berbagai macam karakteristik.
Layanan yang diberikan diantaranya kepada siswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak cerdas istimewa. Diantara berbagai bentuk layanan pendidikan terhadap anak cerdas istimewa diantaranya yang telah dilaksanakan oleh beberapa SMP di Bandung maupun di kota-kota lain adalah dengan adanya program akselerasi.
Pada prinsipnya, yang dimaksud dengan program akselerasi (percepatan belajar) adalah merujuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery) kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery).(Colangelo and Davis,GA.1991.Handbook of Gifted Education).
Jadi sebagai layanan, akselerasi termasuk taman kanak-kanak, perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas atau mengikuti pelajaran tertentu pada kelas diatasnya.
Namun pada program layanan akselerasi yang dijalankan beberapa sekolah kini adalah akselerasi dalam hal kurikulum, yang berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu, Baik di dalam kelas reguler, ruang sumber atau kelas khusus.
Dibeberapa sekolah program ini telah berjalan cukup lama bahkan telah berhasil mengantarkan beberapa angkatannya masuk keperguruan tinggi. Di SMP Taruna Bakti yang telah menginjak tahun ke tujuh, berhasil menghantarkan dua angkatan siswa akselerasi ke perguruan tinggi setelah menamatkan sekolah di tingkat menengah atas. Begitu juga untuk melanjutkan ke SMA, SMP Taruna Bakti telah meluluskan lima angkatan.
Lantas bagaimana suatu sekolah dapat menjalankan program akselerasi sebagai bentuk tanggung jawab sekolah dalam memberikan layanan kepada semua peserta didik dengan segala karakteristik uniknya?
Sudah selayaknya sekolah terus berbenah dan meningkatkan bentuk layanan pendidikan pada semua jenis karakteristik unik peserta didiknya, Khususnya bagi peserta yang memiliki kemampuan akaemis diatas rata-rata.
Semoga keinginan membuka program akselerasi ini bukanlah didorong oleh prestise atau gengsi sekolah, untuk menjaring dana masyarakat atau bahkan hanya sekedar mengikuti trend yang sedang tumbuh akhir-akhir ini.
Sebagai resource Center, SMP Taruna Bakti bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat sangat berkepentingan untuk mensosialisasikan tentang aturan dan kaidah yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah yang ingin menjalankan program akselerasi.

B. LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN AKSELERASI
Pelaksanaan program akselerasi pada hakekatnya merupakan salah satu pengejewantahan dari :
Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 4 Menyatakan bahwa: “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.” BAB V Pasal 12 ayat 1 Menegaskan bahwa “setiap peserta idik pada satuan pendidikan berhak : 1. mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya, 2. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.” Pasal 32 ayat 1, ”pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.
Undang-undang no.23/2003 tentang Perlindungan Anak pasal 52, ” anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibiltas untuk memperoleh pendidikan khusus”.
PP no.72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2005.
Permendiknas no.34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa.

C. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN
Untuk penyelenggaraan program akselerasi di sekolah, maka setiap sekolah wajib memahami beberapa prinsip penyelenggaraan program akselerasi untuk lebih memberikan arahan dan landasan yang kuat sehingga program ini tidak menyimpang dari aturan yang telah dibuat pemerintah.
Penyelenggaraan program akselerasi ini harus berdasarkan beberapa prinsip :
1. Otonomi
Prinsip otonomi ini harus dipahami dengan memahami karakteristik desentralisasi pendidikan. Sekolah sebagai unit dalam suatu lingkungan masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lingkungan di sekitarnya sehingga desentraliasi ini merupakan wujud pengakuan pemerintah kepada sekolah untuk lebih mampu dan leluasa dalam mengelola program dan keuangan secara mandiri, khususnya dalam penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI.
Otonomi yang diberikan kepada sekolah untuk menyelenggarakan program Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI juga sebagai pengakuan akan keanekaragaman potensi yang dimiliki setiap sekolah terutama potensi yang dimiliki oleh peserta didik di setiap sekolah. Sekolah memiliki keleluasaan untuk memberikan layanan kepada peserta didik secara maksimal.
2. Partisipasi
Mengingat pendidikan ini merupakan tanggung jawab bersama maka penyelenggaraan program akselerasi pun harus mampu mendorong keterlibatan semua pihak untuk memberikan kontribusi bagi ketercapaian tujuan dari penyelenggaraan program akselerasi.
Keterlibatan dari berbagai pihak yang melibatkan berbagai instansi atau lembaga terkait akan mendorong terjadinya keberlangsungan program, mengingat pelayanan bagi siswa cerdas istimewa ini akan sangat menguras dan menyerap perhatian penuh, khususnya dalam memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan program yang telah ada.
3. Akuntabilitas
Kurang pahamnya masyarakat atau orang tua tentang konsep kecerdasan dan penyelenggaraan program akselerasi akan menuntut sekolah atau lembaga sebagai organisasi untuk mampu memperlihatkan keberhasilan dan masalah dalam penyelenggaraan program secara profesional.
Hal ini penting karena pertanggungjawaban yang tidak relevan akan semakin memperbesar keragu-raguan masyarakat terhadap ketercapaian tujuan program.
4. Jaminan mutu
Jaminan mutu merupakan penetapan standar mutu yang harus dimiliki sebuah penyelenggara program berdasarkan suatu standar yang mencakup indikator input, proses dan output.
Dalam penyelenggaraan program akselerasi indikator tersebut meliputi pengorganisasian, kurikulum, peserta didik, guru, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, peran serta masyarakat dan evaluasi.
5. Evaluasi yang transparan
Pada prinsipnya evaluasi bukanlah hanya sekedar laporan angka dari penyelenggaraan program, namun harus meliputi suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalia dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program untuk dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan.

D. TUJUAN PENYELENGGARAAN
Dalam penyelenggaraan program akselerasi, diharapkan sekolah mampu memahami esensi atau pokok tujuan penyelenggaraan program akselerasi. Hal ini untuk menghindari adanya kesalahan tujuan sehingga berdampak pada ketidakberesan penyelenggaraan program.
Dengan tujuan yang benar dan tepat maka akan membantu sekolah untuk menetapkan langkah kebijakan baik dalam persiapan dan pelaksanaannya. Penyelenggaraan program akselerasi yang melayani karakteristik anak dengan kategori cerdas istimewa bukanlah sebuah hal yang mudah. Potensi dan kemampuan mereka yang diatas rata-rata sangat membutuhkan perhatian yang sangat intens, fasilitas yang lengkap dan kemampuan tenaga pendidik dalam memahami karakter siswa.
Secara umum, tujuan penyelenggaranaan program akselerasi ini diungkap oleh Drs. Nasichin,S.H dalam judul Kebijakan Pemerintah dalam Pembinaan Sekolah Penyelenggara Program Percepatan Belajar (Akselerasi. Grasindo.2004), yaitu :
1. Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang memiliki karakteristik khusus dari aspek kognitif dan afektifnya
2. Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan dirinya
3. Memnuhi minat intelektual dan prespektif masa depan peserta didik
4. Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan
Dan secara khusus, tujuan pelaksanaan program percepatan belajar adalah :
1. Menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat
2. Memacu kualitas/mutu siswa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta didik

LANGKAH PENGAJUAN SEBAGAI PENYELENGGARA PROGRAM AKSELERASI
Sebagai salah satu sekolah penyelenggara akselerasi, tentunya SMP Taruna Bakti tidak berwenang untuk menentukan atau menyatakan suatu sekolah itu layak atau tidak karena ada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi yang berhak dan berwenang melakukan itu. Namun tidak ada salahnya kami berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar pelaksanaan program akselerasi ini, karena kami sangat menyadari bahwa keberadaan siswa dengan bakat dan kecerdasan istimewa ini akan selalu ada di setiap komunitas.
Sementara keberadaan mereka terus terabaikan maka alangkah lebih baik apabila sekolah yang ada dan merasa mampu untuk memberikan layanan program akselerasi untuk saling bahu membahu untuk terus memberikan pendidikan dan layanan yang tepat bagi mereka sehingga potensi mereka dapat secara maksimal terksplorasi dan memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat di masa sekarang atau masa mendatang.
Rasa tanggung jawab yang membuat kami merasa perlu berbagi!
Permohonan ijin penyelenggaraan program akselerasi dilaksanakan dengan sistem bottom up yaitu sekolah itu sendiri mengajukan sendiri sesuai dengan prinsip School Based Management.
Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar bIasa Tahun 2007, mekanisme pengajuan ijin adalah :
1. Sekolah mengajukan permohonan dengan membuat proposal secara tertulis dilampiri dengan berkas-berkas yang menggambarkan kondisi sekolah (input peserta didik, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen sekolah, proses belajar mengajar dan llingkungan sekolah). Proposal diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Depdiknas atau Kepala Kantor Dinas Pendidikan Nasional Provinsi dengan tembusan Kepala Kndep Kabupaten/Kota atau Kadin Diknas kabupaten/Kota.
2. Kanwil Diknas/Kadin Diknas Provinsi melakukan peneliltian dan penyeleksian usulan proposal tersebut dengan mengadakan observasi dan atau supervisi yang selanjutnya dianalisis dan dibahas oleh tim. Apabila sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Depdiknas yang tertuang dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar, selanjutnya sekolah yang berhasil lulus dalam seleksi tersebut direkomendasikan untuk diusulkan memperoleh Surat Keputusan ijin penyelenggaraan Program Percepatan Belajar dari Dirjen Dikdasmen denga tembusan direktur PLB dan Direktur Satuan Pendidikan tergantung satuan pendidikan yang mengajukan Proposal.
3. Dinas pendidikan Provinsi memberikan SK Penetapan Sekolah Penyelenggara pendidikan khusus bagi PDCI/BI kepada sekolah yang bersangkutan dengan tembusan SK tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota
4. Dinas Pendidikan Provinsi mengirim statistik sekolah penyelenggara pendidikan khusus bagi PDCI/BI yang berada di wilayahnya kepada Dirjen Dikdasmen c.q. Direktur PSLB dan tembusan Direktur terkait
5. Untuk upaya pengendalian mutu sekolah penyelenggara pendidikan khusus bagi PDCI/BI di pusat, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama-sama dengan pejabat Dinas Pendidikan Provinsi dan kbupaten/kota secara berkala melaksanakan supervisi atau monitoring dan evaluasi ke sekolah PDCI/BI.

BAGAIMANA KALAU SEKOLAH BELUM DAPAT MENYELENGGARAKAN SECARA FORMAL?
Tanggung jawab untuk memberikan layanan terbaik bagi siswa yang memiliki kecerdasan istimewa tentunya tidak terbatas pada penyelenggaraan program akselerasi saja. Tentunya masih ada sekolah yang memiliki kekurangan tekhnis atau kendala tertentu yang menyebabkan sekolah belum dapat menjadi penyelenggara program akselerasi.
Hal tersebut tentunya tidak boleh menyurutkan langkah dan niat dalam memberikan layanan kepada mereka. Tapi apa yang bisa kita lakukan?
Akselerasi hanyalah salah satu cara atau metode layanan bagi siswa cerdas istimewa. Bukan satu-satunya dan bukan hanya satu-satunya cara memberikan layanan pendidikan kepada siswa cerdas istimewa !!
Berikut adalah ide atau saran bagi sekolah yang memiliki siswa cerdas istimewa, diantaranya :
1. Ketahui dan pahami karakteristik dari siswa cerdas istimewa. Keberadaan mereka sangat unik namun tidak mustahil terabaikan karena kekuarngpahaman guru akan keberadaan mereka. Keunikan mereka terkadang sangat ekstrim berada pada titik ( yang dianggap) negatif seperti pemberontak, tidak pernah bisa diam, banyak bertanya, sering mengabaikan tugas dan aturan yang ditetapkan sekolah atau guru, bahkan mungkin memiliki prestasi akademis yang sangat kurang. Pemahaman yang salah ini akan berdampak pada kesalahan penanganan dalam proses pembelajaran dan kahirnya bukan saja tidak memaksimalkan kemampuannya bahkan bisa jadi justru mematikan potensi mereka.
2. Bekerjasama dengan lembaga psikologi untuk melakukan identifikasi kemampuan dan potensi siswa. Dengan demikian guru memiliki landasan dan data yang dapat dipertanggungjawabkan dalam identifikasi tersebut. Dengan data, fakta dan masukan dari lembaga psikologi tersebut guru kemudian dapat memahami permasalahan dan karakter dari siswa yang dididik.
3. Bila telah teridentifikasi adanya siswa yang masuk dalam kategori cerdas istimewa maka sekolah dapat menawarkan bentuk layanan ”lebih” bagi siswa atas ijin orang tua. Misalnya dengan memberikan wawasan mendalam dan meluas yang berbeda dengan siswa lainnya dalam satu kelas. Perlakuan ini akan menuntut guru atau sekolah untuk melayani secara individual. Misalnya dengan memberi penugasan khusus yang lebih mendalam bagi mereka, memberikan proyek kerjasama dalam metode konstruktivisme, inquiry atau apapun yang bertujuan merangsang rasa ingin tahu dan kepenasaran mereka untuk mencari pengalaman pembelajaran secara mandiri.
4. Melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan sekolah dan aktivitas fisik lainnya sehingga energi dan kemampuan mereka dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran di sekolah dan masyarakat sekolah seperti OSIS, ekskul maupun Kelompok Ilmiah Remaja.
5. Meningkatkan motivasi mereka dalam mengikuti dan menjalani pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan kebermaknaan dalam setiap proses pembelajaran.
Akhir kata, masih banyak jalan bagi kita, pendidikan untuk terus memberikan layanan bagi siswa yang memiliki karakteristik cerdas istimewa. Semoga tlisan ini dapat membantu semu apihak untuk terus memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan.
NAMA:
IMAM WIBAWA MUKTI,S.Pd
ALAMAT SEKOLAH:
SMP TARUNA BAKTI BANDUNG
Jln. LL.RE. Martadinata 52 Bandung
Telp. (022) 4261468
MEDIA KOMUNIKASI:
HP : 085624098017
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com
Web Sekolah : www.smptarunabakti.com
PEKERJAAN:
Guru SMP Taruna Bakti Bandung
Koordinator Program Akselerasi SMP Taruna Bakti
Tim Resource Center Keberbakatan Jawa Barat






Selengkapnya...

Rabu, 19 November 2008

MENGAPA ANAK CERDAS ISTIMEWA SULIT UNTUK KREATIF ?

A. Pengertian Kreativitas
Pengertian kreatifitas sangat banyak dikemukakan oleh para ahli dan tidak sedikit menimbulkan perbedaan pendapat dan pandangan. Hal itu sangat berkaitan dengan penekanan pendefinisian dan tergantung dari teori yang emnjadi acuannya.
Secara garis besar pengertian kreatifitas adalah :
Menurut Guilford mengemukakan pengertian kreatifitas dapat dilihat dari lima ciri, yaitu :
1.Kelancaran (Fluency), yaitu kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan
2.Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan masalah
3.Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise
4.Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci
5.Perumusan kembali (redefinitaion), yaitu kemampuan untuk mengkaji kembali sesuatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.
Conny R. Semiawan mengemukakan pengertian keatifitas sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Utami Munandar mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan mengkombinasi, memecahkan masalah dan cermianan kemampuan operasional manusia.
Pada intinya pengertian kreatifitas dapat kita simpulkan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk sikap, karya maupun kombinasi dalam hal-hal yang sudah ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang sudah ada. (Kreatifitas, Reni Akbar Hawadi/Grasindo).
Bahkan C.R. Rogers dalam “Toward a Teory of Creativity” yang dikutip oleh Prof.Dr.S.C Utami Munandar dalam buku Kreativitas dan Keberbakatan menyebutkan bahwa kreativitas tidak hanya berkutat dalam hal proses namun juga produk. Rogers (1982) mengemukakan bahwa kriteria produk kreatif adalah :
Nyata (observable)
Baru
Hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya

B. Hubungan Kreativitas Dengan Kecerdasan Interlektual
Sering muncul pertanyaan, apakah untuk kreatif seseorang harus memiliki intelegensia yang tinggi atau apakah orang yang kreatif berarti memiliki IQ yang tinggi?
Pertanyaan ini muncul karena kita sering kali memisahkan antara pengertian intelegensia dengan kreativitas. Secara teoritis banyak sekali pendapat yang mencoba menerangkan hal itu, namun ada satu teori bernama “ambang intelegensi untuk kreativitas” yang memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensia tertentu (sekitar 120) ada hubungan yang erat antara intelegnsi dengan kreativitas. Karena untuk mampu berfikir divergen (berbeda dan melihat dari banyak sudut pandang/”out of Box”) atau kreatif memerlukan tingkat intelegensi yang cukup tinggi. Tetapi diatas ambang intelegensi itu (diatas 120) sudah tidak nampak lagi korelasi yang tinggi antara intelegensi dengan kreativitas.
Jadi sebenarnya anak dengan tingkat intelektual diatas rata-rata, seseorang dapat atau mampu untuk berpikir kreatif. Sehingga anak cerdas istimewa yang masuk kelas akselerasi dengan IQ minimal 130 (skala Wesler atau Cattel) adalah anak yang harus dan mampu untuk berpikir kreatif !
Pertanyaannya adalah, sudahkah kita melihat bentuk atau produk kreativitas itu pada diri mereka ?

C. Peran Sekolah Dalam Mengembangkan Kreativitas
Kreativitas dan intelegensia adalah dua ranah yang tidak terpisahkan satu sama lain, bahkan Renzulli memasukan kreativitas (Creativity Quotion) ke dalam 3 ranah (IQ,TC dan Task Commitment) sebagai indikator seseorang dikatakan cerdas istimewa atau jenius.
Namun tentunya, perkembangan antara intelegensia dengan kreativitas sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk lingkungan keluarga ,aupun sekolah dalam mewarnai tingkat perkembangannya. Bahkan tidak mustahil justru lingkungan keluarga dan sekolah menjadi faktor penghambat bagi perkembangan kreativitas anak.
Sebenarnya selain itu masih ada beberapa kendala yang bisa menghambat perkembangan kreativitas siswa, diantaranya adalah kendala biologis, fisiologis, sosiologis, psikologis dan kendala pribadi. Namun dalam tulisan ini saya hanya ingin menyoroti sekolah dan keluarga.
Ada beberapa kendala dan solusi yang saya coba terjemahkan dari beberapa sumber sehubungan dengan kesulitan pengembangan kreativitas siswa cerdas istimewa.
1. Paksaan
Sering kali guru dalam membantu siswa dalam merealisasikan potensinya dengan cara paksaan atau bahkan kekerasan. Hal ini akan mematikan potensi karena menimbulkan ketidaknyamanan, kekhawatiran dan ketidakpercayaan mereka bahwa hasil mereka akan dihargai dengan sepantasnya.
2. Evaluasi
Sebagai upaya mengembangkan potensi kreativitas siswa guru lebih baik untuk tidak memberikan nuansa evaluasi atau penilaian ketika proses kreasi sedang berlangsung. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekelompok anak yang membuat kolase tanpa ada nuansa atau pemberitahuan akan di evaluasi jauh lebih kreatif dibandingkan dengan sekelompok siswa yang dalam berkreasi diberi beberapa standar dan indikator penilaian. Hal ini karena pada dasarnya, manusia enggan untuk menerima evaluasi dari pihak luar apalagi evaluasi bernada kritik.
3. Hadiah
Guru menganggap dengan memberikan hadiah maka siswa akan lebih tertantang dan tertarik untuk berkreasi dengan maksimal. Namun ternyata tidak demikian. Justru pemberian hadiah akan mematikan dorongan dirinya untuk berkreasi dengan hadiah, anak tidak lagi beroreintasi untuk melakukan sesuatu secara bebeas, namun menjadi semacam proyek yang dibatasi waktu dan berharap sesuatu dan itu cukup menganggu konsentrasi siswa dalam berkreasi.
4. Kompetisi
Kompetisi tak terkendali akan membuat siswa merasa tidak nyaman dan akan saling membandingkan hasil kerja. Mereka menjadi berorientasi pada hasil ketimbang proses.
5. Lingkungan yang membatasi
Berikan kelleluasaan kepada siswa untuk mencoba sesuatu yang baru. Sesuatu yang berbeda. Jangan kritik ketika mereka menggambar hidung badut dengan warna hijau, atau menggambar gunung dengan warna merahm karena kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam benak atau perasaan mereka ketika mereka beraktivitas.
(mengutip dari buku Kreativitas dan Keberbakatan,Prof.Dr.S.C Utami Munandar .1999)

Selengkapnya...

Rabu, 15 Oktober 2008

APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK CERDAS ISTIMEWA ?

Bagaimana perasaan orang tua ketika hasil pengamatan yang komprehensif dari psikolog menyimpulkan bahwa anaknya adalah termasuk dalam kategori anak yang memiliki kecerdasan istimewa ? Bingung ? Senang ? Takut dan khawatir ? atau merasa biasa saja dan tidak mau terlalu memikirkannya karena anda mengharapkan anaknya menjadi “manusia biasa” ?
Rasa bingung muncul karena pemahaman kita mengenai anak cerdas istimewa masih sangat kurang. Mungkin yang kita ketahui hanyalah besaran IQ dan menyimpulkan anaknya pintar untuk kemudian menjadi bingung apa yang harus dilakukan. Masalah akan muncul ketika anak telah melalui proses tumbuh kembang di usia remaja. Berbagai tingkah laku dan ucapannya sangat merepotkan orang tua. Pertanyaan yang bertubi-tubi, keinginannya untuk membongkar radio yang ada dirumah atau mungkin sering melakukan kegiatan yang tidak umum untuk seusianya.
Dilain pihak mungkin juga ada orang tua yang merasa senang karena anaknya memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata teman sebayanya. Orang tua menjadi sangat berharap dan memikulkan tanggung jawab yang lebih ketimbang saudaranya yang lain. Orang tua menjadi bersemangat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang terbaik dengan fasilits dan metode yang paling sempurna.
Atau takut ? takut anaknya menjadi terlalu dewasa melebihi usianya, memiliki mimpi dan imajinasi yang liar dan menakutkan atau khawatir anaknya tidak akan lagi menikmati masa kanak-kanak dan remajanya karena memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
Mungkin juga ada orang tua yang merasa tidak perlu membesar-besarkan temuan ini dan memperlakukan mereka apa adanya. Tidak memusingkan prilaku dan perkembangan psikologisnya dengan anggapan mereka akan lebih mampu beradaptasi seiring dengan pergaulannya dimasyarakat. Atau mungkin akan dengan sekuat tenaga memagari anak dari pengaruh rasa ingin tahunya yang besar dengan menekankan bahwa mereka harus tumbuh kembang sesuai dengan usia mereka.
Apapun perasaan orang tua, ada satu hal yang tidak bisa dipungkiri yaitu kenyataan bahwa anaknya telah diberi kelebihan oleh Tuhan dengan potensi kecerdasan yang luar biasa. Apapun yang dilakukan orang tua pada prinsipnya akan berdampak kembali kepada anak dan orang tua itu sendiri. Bukankah sebuah ke-dzaliman apabila orang tua mengabaikan potensi anak yangluar biasa, yang berpotensi membawa kebaikan di masyarakat diperlakukan apa adanya.
Anugrah Tuhan dalam bentuk kecerdasan yang diberikan kepada anak harus disyukuri dengan cara memberikan pendampingan dan pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya. Akan menjadi sebuah kemubaziran atas anugrah Tuhan apabila kita mengabaikan potensi mereka hanya karena ketidaktahuan orang tua.
Lantas harus bagaimana orangtua yang mendapatkan anugrah tersebut? Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua siswa cerdas istimewa adalah :
Melakukan test atau proses pendampingan degan psikolog untuk lebih mengenal karakter dan potensi yang dimiliki putra/inya
Mencari informasi yang lengkap dan berimbang tentang karakteristik, permasalahan dan solusi mengatasinya secara berimbang.
Mencari informasi tentang sekolah yang tepat dan memiliki progam khusus dalam penanganan siswa cerdas istimewa
Berkoordinasi dengan pihak yang kompeten (sekolah atau psikolog) dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah
Menyadari bahwa keberhasilan seorang siswa bukanlah tanggung jawab satu pihak namun juga semua pihak yang berhubungan dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu komunikasi dan koordinasi sangat mutlak diperlukan Selengkapnya...

MEGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK CERDAS ISTIMEWA

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk sikap, karya maupun kombinasi dalam hal-hal yang sudah ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang sudah ada. (Kreatifitas, Reni Akbar Hawadi/Grasindo).
Cerdas istimewa adalah anak yang oleh orang-orang profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul (Utami Munandar, Anak-anak berbakat:pembinaan dan Pendidikannya,1982) yang menurut konsep Renzulli, anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki tiga ciri pokok yaitu kemampuan umum (intelektual) di atas rata-rata, kreativitas diatas rata-rata dan komitmen terhadap tugas yang tinggi.
Jadi, kreatifitas adalah kemampuan yang telah dibawa oleh anak yang masuk dalam kategori anak/siswa cerdas istimewa. Namun kemampuan ini masih dalam bentuk potensi yang harus dikembangkan baik oleh orang tua, guru dan lingkungannya.
Dalam kenyataannya, selain keberadaan anak cerdas istimewa ini masih dikesampingkan juga proses pengembangan kreatifitas mereka pun masih sangat kurang dikembangkan. Hal ini akan membuat potensi kreatifitas anak cerdas istimewa semakin menurun dan tidak mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat disekitarnya.
Untuk mengenal kreatifitas anak cerdas istimewa, Guilford mengurai beberapa ciri orang kreatif, diantaranya :
1. Kelancaran (Fluency), yaitu kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan
2. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan masalah
3. Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise
4. Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci
Setelah mengetahui ciri kreatifitas dari siswa berbakat, maka guru dituntut untuk mampu mengembangkan kreatifitas tersebut dari potensi menjadi sebuah produk/ide/gagasan yang dapat memberikan manfaat baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitarnya.
Sikap kreatif pada umumnya berkembang apabila suasana yang dibangun oleh guru tidak bersifat otoriter, karena suasana yang tidak nyaman akan menekan atau mematikan krreatifitas siswa. Apabila suasana belajar lebih menyenangkan dan mampu menjadi ajang “aktualisasi diri” bagi anak cerdas istimewa, maka potensi akan lebih cepat berproses dan mampu membuka sekat rasa malu, enggan atau malas siswa untuk lebih mampu mengeksplorasikan kemampuannya.
Guru pun harus memahami beberapa bentuk karakteristik anak cerdas istimewa dalam mengekspresikan kreatifitasnya misalnya gagasan cenderung aneh, liar atau konyol, berusaha membentuk gagasan mandiri, memulai proyek atas ketertarikannya sendiri, gemar kompleksitas dan ingin menciptakan sesuatu yang original.(Letta S.Hollingworth,Ph.D). beberapa karakteristik ini bisa menjadi masalah di dalam kelas apabila guru tidak mampu memahaminya dan akan cenderung memandang mereka tidak serius, tidak mau mengikuti aturan bahkan menganggap bahwa pekerjaan guru menjadi sia-sia.
Untuk itu guru perlu memahami empat konsep pengembangan kreatifitas pada anak cerdas istimewa. Dalam buku Kreatifitas dan Keberbakatan, Prof.Dr..S.C. Utami Munandar.1999, mengemukakan 4P sebagai konsep pendekatan guru untuk mengenali dan mengembangkan kreeatifitas siswa anak cerdas istimewa. Keempat P tersebut adalah :
1. Pribadi, bagaimana guru mampu memahami bahwa kreatifitas merupakan pertemuan antara tiga attribut psikologi anak yaitu intelegensia, gaya kognitif dan motivasi. Dengan demikian guru dapat membangun sebuah suasana yang mampu menggali ketiga atribut tersebut untuk lebih berkembang. Karena pada hakekatnya kreatifitas adalah salah satu cara siswa untuk mampu mencapai pengakuan atau aktualisasi diri di lingkunganya.
2. Pendorong, dimana guru harus mampu menciptakan suasana yang sangat mendukung dan mendorong siswa untuk terus mengembangkan kreatifitasnya, misalnya dengan memberikan motivasi eksternal berupa pujian, penghargaan, insentif atau dukungan. Juga mendorong munculnya motivasi internal dengan melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang memberikan tantangan dan problem solving dalam setiap pembelajaran.
3. Proses, yaitu guru mampu merancang sebuah proses kreatifitas yang mampu merangsang siswa untuk mampu mengaktualisasikan kreatifitas siswa dari potensi menjadi aktual. Persiapan tersebut meliputi tahapan inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Beberapa kesulitan yang umum ditemukan guru dalam proses pengembangan kreatifitas anak cerdas istimewa adalah siswa menutut kelonggaran waktu karena mereka cenerung perfeksionis. Mereka akan merasa waktu yang mendesak tidak akan menghasilkan sebuah produk yang memuaskan dirinya. Kesulitan yang lain adalah mereka cenderung melihat produk dari standar atau inikator pribadinya sehingga tidak mungkin hasil yang dicapainya menyimpang jauh dari indikator atau standar guru yang telah dirancang dari awal.
4. Produk, yang dihasilkan anak cerdas istimewa memungkinkan berbeda dengan harapan karena mereka juga sangat tergantung pada kondisi pribadi (moody), lingkungan atau ketertarikan mereka terhadap suatu proyek. Kendala yang mungkin terjadi membutuhkan kesabaran dan pemahaman yang utuh dari guru sehingga berbagai teknik atau metode dapat dipersiapkan dengan matang. Yang lebih panting adalah juga kemampuan guru dalam memberikan reward kepada mereka dalam bentuk pujian, penghargaan dan mengkomunikasikan hasil tersebut kepada orang lain sebagai bentuk pengakuan akan keberaadaa mereka melalui produk yang dihasilkannya.
Uraian singkat ini merupakan awal dari pembahasan lebih lanjut tentang kreatifitas untuk anak berbakat.

imamwibawamukti@yahoo.co.id

Selengkapnya...

Selasa, 14 Oktober 2008

MENANAMKAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA DIRI SISWA

Sampai saat ini, penulis masih tetap yakin bahwa Pancasila adalah ideologi terbaik dan paling cocok untuk negara Indonesia yang dihuni oleh rakyatnya yang bersifat heterogen dan majemuk baik dari aspek suku bangsa, agama, ras maupun golongan. Bahkan beberapa kenyataan yang seolah memojokkan Pancasila dan melahirkan keraguan pada masyarakat Indonesia akan keampuhan Pancasila sebagai ideologi bangsa, tidak menyurutkan keyajinan tersebut.
Sama halnya dengan agama yang tidak serta merta menjadikan pemeluknya menjadi baik dan sesuai dengan nilai ideal yang telah ditentukan, tentunya Pancasila pun tidak menjamin bahwa pelaku ideologi tersebut akan otomatis menjadi Pancasilais, karena dalam kenyataannya dari mulai Pancasila lahir sampai saat ini, berbagai peritiwa yang menyangkut pemerintahan maupun kehidupan rakyatnya terasa semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya.
Sejarah dan pengalaman dari bangsa sendiri maupun bangsa-bangsa lain semakin memperjelas bahwa ideologi suatu bangsa sangat tergantung pada kemampuan seluruh elemen bangsa dalam menterjemahkan atau menafsirkan nilai-nilai ideal suatu ideologi dalam tataran hidup berbangsa dan bernegara. Bahkan suatu ideologi akan terasa menjadi ruh dari kehidupan sebuah bangsa tatkala seluruh langkah gerak dan kebijakan yang dibuat penyelenggara negara benar-benar berpihak kepada rakyat banyak sebagai bentuk penghargaan terhadap keberadaan rakyat sebagai pemegang kedaulatan rakyat.
Ketika ada seorang pemeluk agama melakukan sebuah kesalahan fatal, kita umat seagama akan berdalih bahwa itu hanya umat yang tidak memahami ajaran agamanya, ketika sebuah lembaga mendapati anggotanya melanggar hukum maka kita sebagai anggotanya akan berdalih bahwa itu hanyalah oknum yang tidak mentaati aturan lembaga. Maka kehancuran bangsa inipun tidak dapat lantas menggugurkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Kebenaran dari agama yang saya peluk adalah sesuatu yang mutlak dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Begitu juga pemeluk agama lain! Sebagai seorang anak bangsa saya merasa bahwa bangsa saya adalah bangsa yang paling baik. Begitu pula anak bangsa lainnya! Sebagai anggota sebuah golongan atau organisasi tertentu saya akan merasa bahwa lembaga atau organisasi sayalah yang paling baik dalam metode perjuangannya. Begitu pula anggota lembaga dan organisasi lainnya! Lantas bagaimana menyatukan semua keyakinan beragama, kebanggan berbangsa dan keanekaragaman tujuan di dalam suatu kerangka yang bisa menampung semua sehingga bersinergi mencapai tujuan bernegara dan berbangsa?
(mengutip Pidato Bung Karno)
“Sebuah ideologi yang besar dan akan tahan oleh ganasnya perjalanan zaman dan sejarah adalah ideologi yang harus lebih luas, lebih besar dan lebih fleksibel daripada nilai-nilai lain yang ada di dalam bangsa itu sendiri”. Ideologi yang hanya mampu menampung segolongan kaum tertentu, hanya mampu meng apreasiasi kepentingan tertentu atau hanya mampu mengakomodasi bangsa tertentu, niscaya akan hancur dan tergilas oleh sejarah dan zaman yang terus berubah.
Tanpa mengurangi rasa keyakinan terhadap agama apapun yang ada di Indonesia, tanpa bermaksud meremehkan keberadaan suatu bangsa yang ada dan tanpa bermaksud menafikan berjuta eleman bangsa ini, saya kira sampai saat ini dan masa yang akan datang, Pancasila adalah satu-satunya ideologi di Indonesia yang mampu menampung semua keberbedaan itu!
Dan sebagai seorang guru yang memiliki keyakinan itu, maka kita perlu merumuskan langkah tepat dan nyata bagi keberlangsungan pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa. Apabila kesadaran itu hilang saat ini, maka yakinlah dalam waktu singkat Indonesia akan porak poranda dalam kehancuran, perpecahan dan ketidakpuasan.
Terasa kini Pancasila telah mulai dilupakan oleh semua elemen bangsa, bahkan oleh pemerintah sekalipun!!!! Pemerintah terlalu sibuk dengan urusan perut semata, urusan ekonomi dan politik yang memiliki tujuan jangka pendek dan absurd. Sebuah kenyataan yang sangat memprihatinkan bila semua anggota masyarakat menganggap bahwa krisis multidimensi yang dialami bangsa ini semata hanya urusan perut dan kekuasaan semata.
Pembangun karakter bangsa (National Character Building) yang begitu gencar dikumandangkan dan dijalankan di era Bung Karno kini telah hilang dan digantikan oleh pembangunan yang bersifat topeng dan kamuflase demi meraih tujuan golongan dan sesaat. Sehingga berbagai kebijakan yang dikeluarkan tidak lebih dari sekedar “jual pesona” demi melanggengkan kekuasaan kelompok.
Kini guru harus berada di garis depan untuk kembali menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini terlanjur hancur oleh generasi yang lahir dari sistem pendidikan yang mengagungkan materialisme, menekankan pada keberhasilan jasmaniah dan indikator-indikator a-theisme walau kita menolak sebagai bangsa yang tidak mempercayai Tuhan.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah, guru pun akhirnya ikut terjebak pada masalah perut, jasmaniah, kepentingan jabatan dan karier sehingga melupakan hakekat guru sebagai penerus mata rantai budaya dan rasa kebangsaan kepada generasi selanjutnya.
Perhatikan gejala berikut, bagaimana guru sekarang mulai memandang bahwa profesi ini tidak lebih dari profesi jual barang atau jasa lainnya. Banyak “pelacur-pelacur” pendidikan yang telah melupakan nilai-nilai Pancasila, baru akan memberikan ‘lebih’ dari kemampuannya apabila dibayar sesuai dengan harapannya. Guru berlomba meraih status ekonomi tertinggi dengan menomorduakan kompetensinya di bidang pendidikan. Jangankan memikirkan kemampuannya dalam mendidik bahkan “memperkenalkan” anak didiknya tentang nilai kebaikan dari Pancasila maupun agama dan budaya pun tidak sempat karena kesibukannya mengumpulkan remeh-temeh duniawi.
Ini adalah refleksi pribadi. Tidak bermaksud menggeneralisir semua guru. Kita masih bisa bernapas lega ketika kita masih melihat ada guru yang mengabdi sebagai guru sebagai media pendekatannya kepada Tuhan ketimbang usaha pendekatannya kepada Materi. Rasanya guru-guru seperti itulah yang selama ini mencegah Indonesia menerima laknat lebih besar lagi dari Tuhan.
Kini saatnya guru kembali kepada hakekatnya sebagai pendidik dengan tetap berusaha secara elegan dan santun menutut hak sewajarnya. Yakinlah suatu saat bangsa ini, negara ini, pemerintah ini akan menyadari pentingnya pendidikan bagi keberlangsungan berbangsa dan bernegara sehingga perhatian yang serius dan benar akan terlaksana sebagai sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak siapapun dengan alasan apapun.
Setelah lahir kembali kesadaran akan hidup sebagai sebuah bangsa, kini saatnya guru kembali beniat untuk meneruskan mata rantai nilai Pancasila, yaitu pertama, keyakinan akan adanya Tuhan dalam setiap gerak langkah. Kedua, kesadaran akan perlunya menghormati nilai kemanusiaan tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. Ketiga, kesadaran akan pentingnya persatuan diatas segalanya. Keempat, menanamkan nilai demokrasi dan penghargaan atas keberanekaragaman ide dan pendapat serta kelima,penghargaan terhadap keadilan dan kebenaran.
Metode terbaik dan paling cepat dalam proses penanaman kemballi nilai Pancasila adalah tentunya dengan kemballi menjadi figur “minimal” yang bisa ditiru siswa sebagai manusia Pancasila. Hilangnya figur sebagai guru dan teladan telah menyebabkan pendidikan kehilangan sosok yang layak untuk ditiru dan dijadikan rujukan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
Tidak gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna. Pancasila bukanlah agama yang dibawa oleh utusan khusus yang dipersiapkan Tuhan untuk membawa ajaran kepada umat manusia. Manusia Pancasila hanyalah manusia biasa yang dilahirkan dalam kegelisahan yang sama akan pencarian pada hakekat kebenaran dan keadilan yang hakiki. Utusan Tuhan membawa ajaran yang pasti dari Tuhannya. Manusia Pancasila hanya manusia yang tengah berproses mencari kesejatian melalui kesalahan dan kealpaannya untuk menjadi lebih baik.
Mulai dari diri sendiri, sekarang dan dari hal-hal kecil.
BIO DATA
NAMA:
IMAM WIBAWA MUKTI,S.Pd
ALAMAT SEKOLAH:
SMP TARUNA BAKTI BANDUNG
Jln. LL.RE. Martadinata 52 Bandung
Telp. (022) 4261468
MEDIA KOMUNIKASI:
HP : 085624098017
e-mail : imamwibawamukti@yahoo.co.id/
Blog : cogitoergowibisum.blogspot.com/
Web Sekolah : http://www.smptarunabakti.com/
PEKERJAAN:
1. Guru IPS SMP Taruna Bakti Bandung
2. Koordinator Program Akselerasi SMP Taruna Bakti
3. Tim Resource Center Keberbakatan Jawa Barat Selengkapnya...

Jadi Anak Berbakat? Why Not?

Sekarang ini banyak sekali diadakan kelas untuk anak berbakat (gifted child) atau biasa disebut kelas akselerasi. Tapi sebenernya, anak berbakat itu kaya apa siy? Apakah anak berbakat itu memang sudah dicetak seperti itu dari sononya? Atau bisa dibikin sendiri? Trus gimana dengan kita yang merasa tidak atau kurang berbakat? Menurut Joseph Renzulli (1978), gifted child itu mencakup tiga hal, IQ, kreativitas dan task commitment. IQ Kita sudah tau apa itu IQ. Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 - 129), keberbakatan sedang (IQ 130 - 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas). Sekolah menetapkan peraturan sendiri dalam menjaring anak berbakat. Ada kelas yang hanya menerima anak dengan IQ 140 ke atas. Tetapi ada juga yang menerima anak dengan keberbakatan ringan dengan mempertimbangkan hasil tes kreativitas, tes task commitment dan hasil wawancara. Kreativitas Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sedangkan pribadi yang kreatif adalah pribadi yang memiliki pola pikir luwes, lancar dan original serta peka terhadap masalah di lingkungan sekitar. Jadi, orang yang kaku, cuek n ga peduli sama lingkungan sekitar, jelas ga bisa dibilang kreatif. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris. Loh kok humoris ikut juga? Iya. Orang yang humoris punya banyak pemikiran kreatif, beda dari yang lain dan simpanan kosakata yang banyak. Hebatnya, dia bisa memunculkan ketiga hal itu hanya dalam hitungan detik setelah ia melihat atau mendengar sesuatu. Proses untuk menjadi kreatif meliputi persiapan atau perencanaan, verifikasi atau pembuktian, dan implementasi atau penerapan. Ada juga hal-hal lain yang berfungsi sebagai pencetus kreativitas sekaligus sebagai penghambat. Antara lain bakat, lingkungan, dan kebudayaan masing-masing. Menurut Silvano Arieti, 1976, kebudayaan yang menunjang, memupuk dan memungkinkan perkembangan kreativitas disebut creativogenic. Percaya atau tidak, tanpa mendiskriminasi budaya tertentu, ada loh budaya yang menghambat kreativitas, seperti menilai kalo cewek tuh ngga pantes kuliah di fakultas teknik karena itu jurusan cowok. Padahal, siapa tau kalo dikasih kesempatan, cewek itu bakal jadi teknisinya mobil-mobil yang ikut F1! Ato melarang cowok melakukan hal-hal tertentu yang dianggap hanya boleh dilakukan oleh cewek kaya main boneka karena itu adalah mainan cewek sekaligus pendidikan bagi cewek biar dia terbiasa merawat bayi. Padahal, udah jelas-jelas kalo lahirnya seorang bayi itu adalah hasil kerjasama antara laki-laki dan wanita. Artinya, cowok pun bakal punya bayi nantinya, so, apa salahnya kalo mereka main boneka? Itu justru melatih empati mereka. Task Commitment Task commitment adalah sejauh mana tanggung jawab kita dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah dan di sekitar kita. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian. Anak yang memiliki task commitment yang tinggi tidak memerlukan dorongan dari luar untuk menyelesaikan tugasnya. Ia juga menyelesaikannya secara mandiri dan ulet serta memiliki tujuan yang jelas. Dan yang ngga kalah penting, tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Jadi gimana dengan kamu? Apakah kamu cukup pede untuk menyebut dirimu gifted? Well, mungkin IQ yang kamu punya ngga nyampe 140. dan karena makin dewasa seseorang IQnya cenderung konstan, maka meningkatkan IQ di usia sekarang rasanya sulit dan hampir ngga mungkin. Biarlah IQ kita tetep segitu, masih ada dua faktor lain yang bisa mendukung keberbakatan kita, yaitu kreativitas dan task commitment kita. Dua hal ini bisa dilatih kok. Mulailah dari hal sepele seperti tidak melempar tugas yang diberikan mama pada orang lain seperti pembantu atau adik. Kalo ortu nyuruh kita dan kita bisa melakukannya, do it yourself! Kita juga bisa belajar menentukan tujuan yang harus kita capai di akhir semester, merencanakan apa saja yang harus kita lakukan untuk meraih tujuan itu dan patuh pada rencana yang sudah kita buat. Contoh lain, kalo selama ini kita sering menunda menyelesaikan tugas, mulai sekarang jangan ditunda lagi. Itu menunjukkan kita memiliki task commitment yang tinggi. Kalo selama ini kita suka ngintip kerjaan temen, mulai sekarang kerjakan secara mandiri sesuai kemampuan kita. Menjadi gifted child bukan sekedar soal masuk kelas akselerasi, lulus lebih cepat dari anak yang lain atau dibilang berbakat. Lebih dari itu, pikirkan masa depan kamu yang cerah kalau kamu bisa menjadi anak kreatif dan bertanggung jawab. Pikirkan juga masa depan bangsa kita kalau sedari kecil anak-anak sudah dibiasakan untuk menjadi kreatif dan bertanggung jawab. Hal-hal yang keliatannya sepele sebenernya bisa mengubah diri kita secara keseluruhan. Saya Ni'mah setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). Selengkapnya...

MASALAH DALAM SISTEM PENILAIAN (TUGAS/ULANGAN)

Tulisan tentang evaluasi siswa cerdas istimewa akan saya rangkai dalam bahasa yang paling sederhana dan praktis sehingga semua pihak dapat memahami tentang metode evaluasi bagi siswa cerdas istimewa didalam praktek kegiatan belajar mengajar siswa. Hal ini penting karena apabila pemahaman siswa pada karakteristik siswa kurang maka bisa menimbulkan salah pengertian dan pemahaman seolah siswa akselerasi harus mendapatkan nilai yang selalu bagus atau mendapatkan perlakuan istimewa sehingga perlu mendapatkan metode evaluasi yang berbeda dengan kelas reguler.
Yang paling penting saya uraikan sebelum membahas sistem evaluasi bagi siswa cerdas istimewa adalah tentang keberadaan siswa cerdas istimewa tersebut di kelas akselerasi. Siswa akselerasi adalah siswa yang telah melalui tahapan seleksi yang ketat dan melalui observasi yang mendalam dari seluruh guru kelas VII yang telah melakukan observasi sebelum bisa dinyatakan sebagai siswa akseleran dalam rapat pleno seluruh guru (metode seleksi seperti ini dilaksanakan di SMP Taruna Bakti sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang dikeluarkan Dinas Pendidikan dan bisa berbeda di sekolah lain namun hakekatnya setiap sekolah pasti melakukan seleksi yang ketat sebalum menentukan seorang anak layak masuk kelas akselerasi). Sehingga saya anggap sebuah kebodohan dan ketololan bila ada guru yang merasa mempunyai masalah dalam evaluasi dengan satu atau lebih siswa dan menyatakan bahwa siswa akseleran ini tidak layak masuk program akselerasi.
Melalui metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, siswa akseleran adalah siswa yang masuk dalam kategori cerdas istimewa dengan IQ diatas 129 (metode Cattel), memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan memiliki kreatifitas diatas rata-rata. Setelah itu kemudian siswa melalui proses observasi dari guru mata pelajaran di kelas VII (dalam masa adaptasi di kelas reguler selama 2 minggu), dari teman, orang tua dan track record indeks raport. Setelah itu lalu ditentukan dalam rapat pleno semua guru untuk memberikan masukan sebelum akhirnya ditetapkan sebagai siswa akseleran.
Lantas alasan apalagi yang bisa guru berikan untuk menyatakan siswa tersebut tidak layak berada di program akselerasi? Masalah yang muncul ditengah perjalanan proses pembelajaran bisa saja terjadi tapi sejatinya tidak akan pernah merubah potensi akademis, kreatifitas dan komitmen mereka yang telah diukur dan ditetapkan secara kolektif!
Masalah yang muncul justru bisa datang dari dua belah pihak, yaitu guru atau orang tua. Maslah lainnya adalah dalam proses adaptasi dan pergaulandi kelas atau disekolah. Semua masalah yang muncul menjadi kewajiban semua pihak untuk bertanggugjawab mencari akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi serta mengambil keputusan terbaik bagi siswa yang ersangkutan.
Misalnya ada guru yang menyatakan bahwa ada siswa akseleran yang ketika ulangan mendapatkan nilai kurang dari nilai minimal yang ditetapkan. Pertanyaannya adalah
1. Apakah guru telah memberikan ulangan sesuai dengan metode dan materi yang disampaikan ? kalau sudah…
2. Apakah guru telah memberikan tes remidial sesuai dengan hak siswa sebanyak 2x ? kalau sudah…
3. Telah benarkah metode remidial bagi mereka, misalnya remidial teaching atau remidial test? Kalau sudah…
4. Benarkah sistem evaluasi yang diberikan telah sesuai dengan karakteristik anak cerdas istimewa?
Pertanyaan ini sering penulis lontarkan kepada guru yang memberikan laporan ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan atau mencapai target yang ditetapkan sekolah. Karena pertanggungjawaban ini penting mengingat siswa yang dikelola adalah siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Banyak guru yang menganggap bahwa evaluasi bagi siswa akselerasi itu sama dengan sistem evaluasi bagi siswa reguler, padahal dalam penanganan siswa akseleran sistem evaluasi harus bersifat individual, disesuikan dengan karakteristik unik pada tiap individu dan menggunakan metode yang berbeda untuk setiap siswa!
Biasanya guru hanya menggunakan metode ulangan “paper and pen test”. Evaluasi ini hanya mengukur tingkat hapalan dan ingatan siswa terhadap suatu materi, padahal sesuai dengan karakteristik siswa cerdas istimewa mereka memiliki kecenderungan potensi yang berbeda sehingga menutut guru untuk jeli dan kreatif memberikan evaluasi.
Secara teori sistem dan aplikasi metode evaluasi reguler dan akselerasi tidaklah jauh berbeda, namun dalam kenyataannya di dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut untuk dapat memahami metode yang tepat bagi mereka.
Ada seorang guru yang menyatakan sulilt mengumpulkan tugas dari seorang siswa. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa mendapatkan tugas sama dengan lainnya berupa produk. Diwaktu yang telah ditentukan ternyata siswa tersebut tidak mengumpulkan dengan alasan tugasnya tidak menarik dan merasa tidak perlu mengumpulkan dan kahirnya guru mengatakan,”terserah kalau kamu tidak mengumpulkan tugas berarti kamu tidak mendapatkan nilai!”. Untuk mengatasi hal tersebut ada guru yang memahami karakter anak cerdas kemudian membuat sebuah perjanjian diatas kertas, ditandatangi siswa, guru dan orang tua yang isinya adalah komitmen siswa untuk melaksanakan dan mengumpulkan tugas dengan berbagai konsekuensi yang jelas bagi siswa maupun guru. Karena mereka cenderung sangat idealis dan tinggi komitmen terhadap tugas yang “berkeadilan” menurut mereka maka siswa tersebut mau tidak mau menyelesaikan tugasnya sesuai dengan perjanjian yangtelah dibuat.
Atau pada kasus lain ketika guru memberikan ulangan harian, guru mendapatkan beberapa siswa yang memperoleh nilai kurang. Remidial 2 x namun tetap nilainya kurang dari yang ditetapkan. Guru tersebut telah merasa menjalankan kewajiban dengan memberikan ulangan dan remidian tanpa melakukan evaluasi tentang metode dan karakteristik anak yang bersangkutan.
Untuk dua kasus diatas, penulis memberikan pertanyaan, “ketika siswa dinilai memiliki potensi yang baik secara ilmiah, lalu mendapatkan nilai tugas dan ulangan yang buruk, adakah pertanyaan pada diri bapak/ibu guru bahwa mungkin ada yang salah dengan metodenya?”. Bukankah mereka harus dilayani secara individual karena memang memiliki karakter yang unik?
Misalnya dalam memberikan tugas, guru lebih baik merancang tugas yang memang disenangi dan disesuaikan dengan minat mereka. Buatlah sebuah pedoman umum yang lebih memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan secara maksimal! Presentasi, karya tulis ilmiah, pencarian bahan materi yang menantang dan menarik, produk dengan standar kualitas yang mereka buat sendiri dan fleksibilitas dalam waktu pengumpulan. Hal ini bukanlah sebuah peng-istimewa-an bagi siswa akseleran. Tapi sebenarnya contoh diatas juga harusnya diterima oleh semua siswa, namun dalam prakteknya di kelas reguler hal ini sulit dilakukan mengingat jumlah siswa yang banyak dan waktu yang sangat terbatas. Sementara di kelas akselerasi kelas dirancang dengan siswa 20 orang (maksimal) justru untuk menerapkan sebuah sistem evaluasi yang ideal.
Demikian juga dengan ulangan harian atau ulangan semeter. Evaluasi tidak bisa diperlakukan sama antara siswa yang satu dengan yang lain ketika guru menemukan sebuah masalah dalam hasil yang diperoleh. Bila siswa akseleran mendapatkan nilai buruk dalam suatu materi maka guru bisa memberikan evaluasi dengan metode yang berbeda antar siswa. Misalnya empat orang dengan ulangan tulis pilihan ganda, lima orang membuat sebuah materi presentasi, 6 orang ulangan dengan soal essay, 2 orang dengan ulangan lisan dan sisanya dengan membuat sebuah karangan/cerpen/paparan narasi atau bahan pidato yang berhubungan dengan materi tertentu. Dengan demikian metode ulangan dapat disesuaikan dengan minat dan potensi siswa.
Metode inipun pada hakekatnya adalah metode ideal bagi seluruh siswa, jadi bukan monopoli atau keistimewaan bagi siswa akseleran. Namun memang metode ini membutuhkan niat dan kesabaran guru untuk menjalaninya. Selain itu juga sekolah diharapkan memberikan kontribusi yang sesuai dengan kinerja guru akseleran. Terkadang kemalasan guru untuk menjalankan kewajiban ini juga sangat ditentukan oleh seberapa besar sekolah memberikan penghargaan yang pantas bagi guru akseleran.
Ada beberapa karakter “aneh” dari siswa cerdas istimewa yang bisa berpotensi menjadi masalah bagi guru dalam hal tugas dan ulangan. Misalnya ada siswa yang merasa tugas itu tidak menantang, tidak penting atau tidak bermanfaat baginya dalam kehidupan mereka, sehingga berakibat pada keengganan untuk melaksanakan dan menyelesaikannya. Ada juga siswa yang sangat perfeksionis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dia tidak akan mengumpulkan karena itu masih lebih baik daripada mengumpulkan tugas yang tidak sempurna. Ada juga siswa yang melakukan semacam pemberontakan kepada guru karena suatu sebab dan berimbas pada motivasi siswa tersebut di mata pelajaran tertentu.
Tidak jarang ada siswa mengumpulkan tugas jauh dari ketentuan yang ditetapkan guru, hal tersebut belum tentu sebagai kurang pahamnya siswa terhadap tugas namun karena mereka memiliki standar dan imajinasi sendiri sehingga berani untuk merubah standar sesuai dengan bayangan mereka.
Akan banyak hal yang ditemui guru dalam melakukan pendampingan terhadap siswa akseleran. Namun kembali kepada kemampuan guru untuk memahami karakter mereka, menetukan metode yang sesuai dengan mereka dan membuat sistem penilaian yang tepat bagi mereka. Belum lagi guru harus mampu menggali berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan siswa akseleran memiliki masalah dalam proses pembelajarannya.
Bila guru telah melakukan berbagai tahapan diatas dan siswa masih mendapakan nilai yang buruk, maka adalah tugas wali kelas, penanggungjawab program dan BK untuk kemudian mengambil alih permasalahan dan segera menetapkan langkah-langkah penanganan yang harus diambil.
Hal itu akan diuraikan penulis di lain kesempatan karena sebenarnya banyak kasus dan pengalaman yang sangat berharga untuk dibagi kepada semua pihak penyelenggara akselerasi dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi siswa cerdas istimewa.
BIO DATA
NAMA:
IMAM WIBAWA MUKTI,S.Pd
ALAMAT SEKOLAH:
SMP TARUNA BAKTI BANDUNG
Jln. LL.RE. Martadinata 52 Bandung
Telp. (022) 4261468
MEDIA KOMUNIKASI:
HP : 085624098017
e-mail : http://www.imamwibawamukti@yahoo.co.id/
Blog : http://www.cogitoergowibisum.blogspot.com/
Web Sekolah : http://www.smptarunabakti.com/

Selengkapnya...