Selasa, 15 Juni 2010

BAGAIMANA GURU MENANGGAPI MASUKAN ORANG TUA ?

Siang itu saya kedatangan seorang tamu. Orang tua siswa yang ingin bertemu saya untuk melontarkan beberapa pertanyaan sehubungan dengan kegiatan belajar yang dialami oleh anaknya. Kedua orang tua itu lalu mengutarakan beberapa masukan, khususnya tentang guru-guru di sekolah saya.
“Katanya kemarin anak saya terlambat 30 menit lalu oleh gurunya dihukum untuk mengumpulkan tandatangan seluruh guru.”
“Kata anak saya, ada guru yang menerangkan materi bab 1 namun ketika ulangan yang keluar justru materi bab 2.”
“Maaf pak, ada juga guru yang menerangkan sangat cepat dan menyuruh materi tertentu untuk dibaca oleh anak secara mandiri, lalu langsung melakukan test tanpa menerangkan terlebih dahulu.”
“Menurut saya, hukuman yang diberikan oleh guru tersebut kurang tepat. Akan lebih baik bila hukumannya adalah ………”
Apa yang salah dari beberapa pernyataan diatas? Hampir tidak ada sama sekali. Tapi bila anda yang menjadi guru, apa kira-kira kesan yang akan muncul dibenak?
Ketika otoritas guru di dalam kelas menjadi permasalahan, maka apa yang harus guru lakukan? Rasanya terlalu banyak yang harus guru katakan dan lakukan ketika semua hal dipermasalahkan, khususnya tentang apa yang kita katakan, lakukan atau kita pikirkan di dalam kelas. Bayangkan bila setiap ucapan guru menjadi permasalahan, bisa tidak jadi mengajar kita!
Tanpa menafikan bahwa guru memang bukan malaikat, tapi rasanya guru akan melakukan semua hal yang terbaik untuk siswanya. Masalah metode dan cara, tidak jauh berbeda dengan orang tua yang melakukan trik dan metode berbeda dalam mengatasi setiap anaknya. Kenapa guru tidak?
Ada cara praktis. Berikut beberapa diantaranya:
1. Jangan terlalu diambil hati. Profesi apapun bisa menerima hal yang sama.
2. Jangan terlalu dipikirkan. Masih banyak yang harus dipikirkan guru dari hanya sekedar protes orang tua. Salah satunya terus berpikir untuk memperbaiki diri.
3. Selalu katakan iya diawal pembicaraan. Jangan bersifat defensif atau menolak. Sabar bro!
4. Setelah memahami inti yang dibicarakan orang tua, lalu kemukakan alasan dan latar belakang kejadian secara singkat. Sekali lagi singkat.
5. Respon semua “curhat” orang tua dengan tulus. Masalah anda paham atau tidak itu urusan belakangan.
6. Sering orang tua bermaksud untuk curhat dan membeberkan suasana hatinya. Apakah itu sebuah kebanggaan, kekecewaan atau sekedar bercerita. Dengarkan!
7. Ada yang membeberkan banyak masukan (protes) hanya sekedar untuk menutupi kekurangan atau kesalahan yang terjadi pada pola asuh di rumah. Tapi sangat jarang yang mau mengakui kekurangan dan kesalahan itu dan kemudian mencari kambing hitam. Dan yang paling mudah adalah dengan mnunjuk hidung sekolah, guru atau teman-teman dari anaknya.
8. Terakhir…bilang “terima kasih, masukan anda sangat berharga dan menjadi masukan bagi saya untuk memperbaiki diri”. Salaman dan kembali kerutinitas biasanya.
9. Siap-siap untuk menerima orang tua berikutnya.
Gimana…? Cukup?

Tidak ada komentar: