Senin, 26 April 2010

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME BAGI SISWA AKSELERASI SMP TARUNA BAKTI SEBAGAI WUJUD PROSES MENUMBUHKAN SEMANGAT BELAJAR MANDIRI DAN “LONG LIFE EDUCATION”

SMP TARUNA BAKTI
TAHUN AJARAN 2008-2009

A. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN MASALAH
1. Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataan-nya mereka tidak memahaminya.
2. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan
3. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah.
4. Membiasakan siswa dan guru untuk membangun sebuah budaya ilmiah di sekolah sebagai media berbagi ilmu dan pengetahuan secara timbal balik untuk melahirkan sebuah karya yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah.
Metode ini pun merupakan sebagai jawaban atau solusi bagi berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran yang selama ini berjalan di sekolah. Beberapa permasalahan yang dirasakan diantaranya adalah:
1. Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?
2. Bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?.
3. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari ?
4. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkait-kannya dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya?
5. Bagaimana sekolah mampu melibatkan seluruh komponen pendidikan baik guru, siswa, sekolah dan masyarakat untuk mampu terlibat secara aktif dalam memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman secara sistematis dan terprogram bagi siswa?

B. MENGAPA METODE KONSTRUKTIFISME?
Konstruktivisme adalah sebuah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menggali secara mandiri materi yang akan dipelajarinya. Oleh karena itu pada metode konstruktivisme telah mengandung berbagai metodelogi pembelajaran seperti kegiatan menemukan (Inquiri), pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) atau penilaian diri (Self Asessment).
Esensi dari pembelajaran kostruktif adalah bahwa siswa harus secara individual menemukan konsep atau informasi yang kompleks dan mengorganisasikan dalam benaknya untuk jadi miliknya sendiri atau disebut kepemilikan konsep yang utuh (Concept Attainment).
Hakekat dari pembelajaran konstruktif adalah pengakuan akan eksistensi siswa sebagai individu yang utuh dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang harus dihargai dan diakui secara penuh oleh guru dan masyarakat sehingga mereka dapat melakukan ekspresi keilmuan secara ilmiah.
Secara akademik, yang dimaksud dengan keberhasilan belajar adalah kemampuan siswa dalam membangun konsep-konsep kunci keilmuan didalam benaknya dengan fasilitas yang telah diberikan oleh guru.
Melalui metode konstruktivisme diharapkan dapat :
1. Membuat materi pelajaran menjadi lebih bermakna, relevan dengan kebutuhan siswa dan dapat langsung diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mendorong siswa untuk belajar dengan polanya sendiri atau strateginya sendiri
3. Menyiapkan tahapan belajar yang dapat membantu siswa mencapai tingkat penguasaan oleh dirinya sendiri sebagai perolehan belajar.

C.. ALOKASI WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
1 Siswa menentukan tema yang akan diangkat sebagai materi penelitian, pengamatan atau presentasi yang akan diajukan kepada dewan guru 2 MINGGU
(8 – 26 Januari 2009)
Dalam bentuk pengajuan judul atau tema yang akan diangkat sebagai karya ilmiah
2 Dewan guru menentukan dan menetapkan tema dan judul yang layak untuk diteliti dan dipaparkan dalam sebuah karya ilmiah Dengan indikator :
1. Hubungannya dengan materi yang telah diajarkan
2. Ketepatan tema yang diangkap
3. Manfaat bagi perkembangan dan pengalaman siswa yang bersangkutan
4. Ketersedian SDM guru pembikbing
3 Dewan guru menetapkan guru pembimbing untuk mendampingi siswa dalam menyusun dan menulis karya tulis ilmiah
4 Siswa mencari, menggali tema yang diajukan untuk kemudian mewujudkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah dan hasil karya ilmiah dengan bimbingan guru yang ditunjuk 3 MINGGU
(27 Januari -13 Februari 2009) Bimbingan meliputi metodologi penulisan karya ilmiah, materi dan kesiapan pengujian
5 Setelah disetujui dan dianggap layak maka siswa akan diuji secara akademis oleh pakar yang kompeten dibidang tema yang dipresentasikan oleh siswa 1 MINGGU
(21 dan 28 Februari 2009) Disesuikan dengan kesanggupan penguji
Tempat :
Media Resource Center
6 Siswa memperbaiki dan atau merubah hasil karya ilmiah sebagai langkah akhir proses pembelajaran 1 MINGGU
7 Sekolah membukukan hasil karya tulis ilmiah siswa dan memberikan sertifikat kelulusan bagi siswa yang telah melakukan presentasi dan uji kompetensi 1 MINGGU

Tidak ada komentar: