Rabu, 19 November 2008

MENGAPA ANAK CERDAS ISTIMEWA SULIT UNTUK KREATIF ?

A. Pengertian Kreativitas
Pengertian kreatifitas sangat banyak dikemukakan oleh para ahli dan tidak sedikit menimbulkan perbedaan pendapat dan pandangan. Hal itu sangat berkaitan dengan penekanan pendefinisian dan tergantung dari teori yang emnjadi acuannya.
Secara garis besar pengertian kreatifitas adalah :
Menurut Guilford mengemukakan pengertian kreatifitas dapat dilihat dari lima ciri, yaitu :
1.Kelancaran (Fluency), yaitu kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan
2.Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan masalah
3.Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise
4.Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci
5.Perumusan kembali (redefinitaion), yaitu kemampuan untuk mengkaji kembali sesuatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.
Conny R. Semiawan mengemukakan pengertian keatifitas sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Utami Munandar mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan mengkombinasi, memecahkan masalah dan cermianan kemampuan operasional manusia.
Pada intinya pengertian kreatifitas dapat kita simpulkan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk sikap, karya maupun kombinasi dalam hal-hal yang sudah ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang sudah ada. (Kreatifitas, Reni Akbar Hawadi/Grasindo).
Bahkan C.R. Rogers dalam “Toward a Teory of Creativity” yang dikutip oleh Prof.Dr.S.C Utami Munandar dalam buku Kreativitas dan Keberbakatan menyebutkan bahwa kreativitas tidak hanya berkutat dalam hal proses namun juga produk. Rogers (1982) mengemukakan bahwa kriteria produk kreatif adalah :
Nyata (observable)
Baru
Hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya

B. Hubungan Kreativitas Dengan Kecerdasan Interlektual
Sering muncul pertanyaan, apakah untuk kreatif seseorang harus memiliki intelegensia yang tinggi atau apakah orang yang kreatif berarti memiliki IQ yang tinggi?
Pertanyaan ini muncul karena kita sering kali memisahkan antara pengertian intelegensia dengan kreativitas. Secara teoritis banyak sekali pendapat yang mencoba menerangkan hal itu, namun ada satu teori bernama “ambang intelegensi untuk kreativitas” yang memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensia tertentu (sekitar 120) ada hubungan yang erat antara intelegnsi dengan kreativitas. Karena untuk mampu berfikir divergen (berbeda dan melihat dari banyak sudut pandang/”out of Box”) atau kreatif memerlukan tingkat intelegensi yang cukup tinggi. Tetapi diatas ambang intelegensi itu (diatas 120) sudah tidak nampak lagi korelasi yang tinggi antara intelegensi dengan kreativitas.
Jadi sebenarnya anak dengan tingkat intelektual diatas rata-rata, seseorang dapat atau mampu untuk berpikir kreatif. Sehingga anak cerdas istimewa yang masuk kelas akselerasi dengan IQ minimal 130 (skala Wesler atau Cattel) adalah anak yang harus dan mampu untuk berpikir kreatif !
Pertanyaannya adalah, sudahkah kita melihat bentuk atau produk kreativitas itu pada diri mereka ?

C. Peran Sekolah Dalam Mengembangkan Kreativitas
Kreativitas dan intelegensia adalah dua ranah yang tidak terpisahkan satu sama lain, bahkan Renzulli memasukan kreativitas (Creativity Quotion) ke dalam 3 ranah (IQ,TC dan Task Commitment) sebagai indikator seseorang dikatakan cerdas istimewa atau jenius.
Namun tentunya, perkembangan antara intelegensia dengan kreativitas sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk lingkungan keluarga ,aupun sekolah dalam mewarnai tingkat perkembangannya. Bahkan tidak mustahil justru lingkungan keluarga dan sekolah menjadi faktor penghambat bagi perkembangan kreativitas anak.
Sebenarnya selain itu masih ada beberapa kendala yang bisa menghambat perkembangan kreativitas siswa, diantaranya adalah kendala biologis, fisiologis, sosiologis, psikologis dan kendala pribadi. Namun dalam tulisan ini saya hanya ingin menyoroti sekolah dan keluarga.
Ada beberapa kendala dan solusi yang saya coba terjemahkan dari beberapa sumber sehubungan dengan kesulitan pengembangan kreativitas siswa cerdas istimewa.
1. Paksaan
Sering kali guru dalam membantu siswa dalam merealisasikan potensinya dengan cara paksaan atau bahkan kekerasan. Hal ini akan mematikan potensi karena menimbulkan ketidaknyamanan, kekhawatiran dan ketidakpercayaan mereka bahwa hasil mereka akan dihargai dengan sepantasnya.
2. Evaluasi
Sebagai upaya mengembangkan potensi kreativitas siswa guru lebih baik untuk tidak memberikan nuansa evaluasi atau penilaian ketika proses kreasi sedang berlangsung. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekelompok anak yang membuat kolase tanpa ada nuansa atau pemberitahuan akan di evaluasi jauh lebih kreatif dibandingkan dengan sekelompok siswa yang dalam berkreasi diberi beberapa standar dan indikator penilaian. Hal ini karena pada dasarnya, manusia enggan untuk menerima evaluasi dari pihak luar apalagi evaluasi bernada kritik.
3. Hadiah
Guru menganggap dengan memberikan hadiah maka siswa akan lebih tertantang dan tertarik untuk berkreasi dengan maksimal. Namun ternyata tidak demikian. Justru pemberian hadiah akan mematikan dorongan dirinya untuk berkreasi dengan hadiah, anak tidak lagi beroreintasi untuk melakukan sesuatu secara bebeas, namun menjadi semacam proyek yang dibatasi waktu dan berharap sesuatu dan itu cukup menganggu konsentrasi siswa dalam berkreasi.
4. Kompetisi
Kompetisi tak terkendali akan membuat siswa merasa tidak nyaman dan akan saling membandingkan hasil kerja. Mereka menjadi berorientasi pada hasil ketimbang proses.
5. Lingkungan yang membatasi
Berikan kelleluasaan kepada siswa untuk mencoba sesuatu yang baru. Sesuatu yang berbeda. Jangan kritik ketika mereka menggambar hidung badut dengan warna hijau, atau menggambar gunung dengan warna merahm karena kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam benak atau perasaan mereka ketika mereka beraktivitas.
(mengutip dari buku Kreativitas dan Keberbakatan,Prof.Dr.S.C Utami Munandar .1999)

Tidak ada komentar: