Minggu, 03 Agustus 2008

SEJARAH LAYANAN ANAK BERBAKAT DI INDONESIA

A. 1904 Paris Perancis
Alfred Binet mengembangkan alat yang dapat mengukur tingkat intelegensia (IQ) dan diakui sebagai satu-satunya alat untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang dengan mngukur secara obyektif dan dapat dinyatakan dengan angka

B. Frames Of Mind:“The Theory of Multiple Intelligences”Howard Gardner (Harvard)
Kecerdasan Linguistik, kemampuan menggunakan kata secara efektif baiks secara lisan maupun tulisan
Kecerdasan Spasial, kemampuan mentransformasikan dunia spasial-visual secara akurat
Kecerdasan Kinestetis, kemampuan menggunakan seluruh anggota tubuh untuk mengekspresikan rasa atau ide
Kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal
Kecerdasan Interpersonal, kemampuan memahami dan peka terhadap perasaan orang lain
Kecerdasan intrapersonal, kemampuan memahami diri sendiri dan segenap perasaan

C. BEBERAPA BENTUK LAYANAN PADA ANAK CERDAS ISTIMEWA
Pertama pada awal tahun 1970, di dunia pendidikan telah kita kenal istilah Proyek Perintis II yang memberikan kesempatan kepada siswa yang berprestasi akademis secara menonjol untuk diterima di Institut Pertanian Bogor tanpa mengiktui ujian masuk layaknya calon mahasiswa yang lain
Kedua, pada tahun 1983 mulai diujicobakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat melalui proyek Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Depdikbud dengan mendirikan Kelompok Kerja Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB). Namun karena keterbatasan dana dan adanya prioritas pemerintah dibidang lain maka sekolah rintisan anak berbakat inipun dihentikan di tengah jalan
Ketiga, pada tahun 1987, sekolah swasta dengan di pelopori SD Ade Irma Suryani Nasution menyediakan kelas khusus dengan pengayaan bagi siswa yang berbakat dengan memberikan pendidikan pelatihan dalam bidang psikologi keberbakatan, kreatifitas dan kurikulum berdiferensiasi
Keempat, pada tahun 1989, Jendral Benny Murdani mendirikan SMU Taruna Nusantara yang mencaari bibit unggul di seluruh pelosok Nusantara untuk tidak hanya didik dalam bidang akademis tapi juga kepemimpinan
Kelima, tahun 1994/1995, Departemen Pendidikan dan Kkebudayaan memperkenalkan konsep sekolah unggul atau School of exelence yang mengakomodasi kebutuhan siswa kategori cepat belajar (fast learners) dan anak berbakat ( gifted)


Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Mengutip pada beberapa sumber

Tidak ada komentar: