Kamis, 18 Juni 2009

KERJASAMA MENANGANI ANAK BERBAKAT

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menjalin kerja sama dengan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (Dikdasmen Depdiknas). Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan hari kamis (21/04) di Jakarta.

Dekan fakultas Psikologi UI, Dharmayati Utoyo Lubis mengemukakan, pelayanan penddikan bagi anak berbakat atau luar biasa tidak dapat disamakan dengan anak-anak yang berkemampuan biasa. Sebab, anak-anak berbakat ini memiliki keunikan dan karakteristik sendiri.

“Saat ini pemerintah baru bisa melayani pendidikan untuk anak berbakat di sekolah umum melalui pendidikan terpadu,”kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Indra Djati Sidi, usai penandatanganan naskah kerjasama antara Depdiknas dengan Fakultas Psikologi UI untuk pengembangan Pendidikan anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa.
Menurut Indra Djati, penanganan anak berbakat tidaklah mudah karena membutuhkan tenaga ahli yang kemampuannya di atas guru biasa. Karena itu, penanganan anak berbakat memerlukan bantuan daripihak perguruan tinggi, khususnya Fakultas Psikologi.

Dirjen Dikdasmen menyebutkan, dari dua juta anak usia sekolah yang memerlukan pelayananpendidikan khusus baru sekitar 800.000 anak yang sudah terlayani. Pendidikan anak berbakat itu telah dikembangkan di 500 sekolah mulai di tingkat SD hingga SMA negeri dan swasta yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.

Direktur Pendidikan Luar Biasa (PLB) Ditjen Dikdasmen Mudjito AK, menambahkan, pemerintah memberikan subsidi kepada 500 sekolah terpadu/inklusif. Subsidi ini digunakan antara lain untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, sosialisasi program terpadu/inklusif. Selain itu memberikan beasiswa kepada 5000 siswa berkebutuhan khusus.

Pemerintah, katanya, membmerikan pendidikan dan pelatihan bagi guru kelas dan guru pembimbing khsusu sebanyak 300 orang dan 200 orang kepala sekolah serta Pembina. Di samping itu pihakny ajuga melakukan pencetakan dan pengiriman pedoman penyelenggaraan pendidikan terpadu/inklusif sebanyak 20.000 set.

29 April 2005

Tidak ada komentar: