Kamis, 09 Oktober 2008

KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI

Ketika berbicara program akselerasi maka yang terbayang dalam benak guru atau masyarakat adalah beratnya beban kurikulum yang akan ditanggung siswa karena waktu belajar yang relatif singkat yaitu 2 tahun.
Ada dua hal yang menyebabkan sangkaan itu berkembang, baik dari pihak guru maupun dari pihak orang tua, yang pertama adalah kurang pahamnya guru atau orangtua tentang potensi yang dimiliki siswa dimana sebenarnya siswa dengan potensi cerdas istimewa memiliki kapasitas atau kemampuan diatas rata-rata teman sebaya mereka, yang kedua adalah belum pahamnya guru atau orang tua tentang kurikulum bagi siswa cerdas istimewa yang biasa disebut dengan kurikulum berdiferensiasi.
Pengembangan kurikulum ini tidak boleh terlepas dari prinsip dan tahapan-tahapan baku yang harus dilakukan dalam menyusun silabus secara umum di program reguler. Dengan demikan tidak ada hal yang menjadikan siswa akselerasi memiliki jurang kompetensi dengan siswa lainnya.
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan sedikit membahas yang berhubungan dengan penyusunan silabus atau kurikulum berdiferensiasi.

A. KURIKULUM BERDIFERENSIASI
Sebelum membahas kurikulum berdiferensiasi, alangkah lebih baik kita kembali membaca beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Kurikulum atau silabus berdiferensiasi adalah kurikulum nasional dan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem eskalasi dam enrichment yang dapat memacu dan mewadahi secara integrasi pengembangan spiritual, logika, etika dan estetika, kreatif, sistematik, linier dan konvergen.
Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan beberapa karakteristik yang harus dimiliki kurikulum bagi siswa cerdas istimewa, yaitu :
1. Merupakan kurikulum nasional dan lokal.
Kurikulum bagi siswa cerdas istimewa tidak berbeda dengan kurikulum nasional yang dikeluarkanoleh Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum ini menjadi acuan dasar bagi penetapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa, karena bagaimanapun siswa yang tergabung pada program akselerasi merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang pada akhirnya di masa terakhir pendidikannya harus melalui ujian nasional.
Oleh karena itu maka standar kecakapan atau kompetensi yang dicapai siswa tidak berbeda dengan program reguler dan dapat menjadikan Ujian Nasional sebagai standar evaluasi bagi keberhasilan program ini.
2. Menekankan pada materi esensial sebagai bagian dari proses percepatan waktu belajar
Yang dimaksud dengan materi esensi adalah materi yang harus disampaikan kepada siswa melalui bimbingan khusus atau personal kepada siswa karena dianggap penting bagi siswa. Tingkat intensitas kepentingan materi esensi adalah wewenang guru dalam penetapannya dengan memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Merupakan konsep dasar yang harus dimengerti siswa untuk memahami materi selanjutnya.
b.Materi yang sering atau pasti keluar di ujian nasional
c. Materi yang sulit dan memerlukan bimbingan khusus oleh guru
Dengan memperhatikan beberapa faktor diatas, maka dalam penyusunan silabus guru diharapkan melakukan suatu analisis kurikulum yang komprehensif lalu melakukan adaptasi kurikulum disesuaikan dengan minat siswa.
Adapun dengan materi yang dinilai kurang esensi dapat dipelajari siswa melalui penugasan dan pembahasan sepintas karena pada prinsipnya materi non esensi ini merupakan materi yang dapat dibaca dan dipahami siswa tanpa bimbingan khusus dari guru.
3. Melakukan sistem eskalasi dan enrichment
Eskalasi adalah proses adaptasi kurikulum dengan memberikan penekanan pada proses pendalaman suatu materi. Belajar bersama siswa akselerasi, guru dapat mengeksplorasi berbagai hal sampai pada materi tersulit sekalipun. Dengan didukung oleh kemajuan dan fasilitas sumber belajar yang beraneka ragam maka guru dapat memanfaatkan hal tersebut untuk mengupas suatu subjek pembelajaran dengan sangat intens.
Proses pendalaman ini harus berpusat kepada siswa dimana guru hanya melontarkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara intensif dan mendalam. Kemudian guru mencoba mengarahkan dan membimbing siswa untuk memberikan “nilai” dari setiap ilmu yang diperoleh oleh siswa.
Misalnya Pada materi “Asal Mula Kehidupan”, guru dapat mengeksplorasi berbagai ilmu dan teori yang mendukung pendapat awal mula kehidupan. Pada prinsipnya siswa mungkin telah mengetahui beberapa teori yang mereka dapat baik dari buku, majalah atau film yang pernah mereka tonton. Alangkah lebih baik guru mencoba mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan memberikan kebebasan yang lebih luas kepada siswa untuk mengemukakan pengetahuannya. Setelahs semua terkumpul dan terungkap maka kemudian guru dapat mencoba mengarahkannya pada kaidah ilmu yang bersifat umum.
Enrichment atau pengayaan adalah bentuk layanan yang dilakukan dengan memperkaya materi melaui kegiatan-kegiatan penelitian atau kegiatan di luar kelas yang bersifat “out of box”, baik dari aspek metode, sumber maupun evaluasi hasil belajar.
Dengan adanya pengayaan ini diharapkan siswa akselerasi memiliki ilmu yang lebih banyak ketimbang siswa lainnya. Misalnya ketika memberikan materi “penyimpangan sosial”, guru dapat membawa siswa berkeliling sekitar sekolah lalu menugaskan siswa untuk melakukan suatu analisa atau pengamatan langsung tentang berbagai tindakan masyarakat yang menurut mereka adalah penyimpangan sosial. Setelah mereka melakukan pengamatan lalu guru dan siswa mendiskusikannya ruang kelas dengan memberikan berbagai landasan teori yang mendukung pendapat mereka.
Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal atau vertikal. Yang dimaksud dengan horizontal adalah pengayaan pada pengalaman belajar di tingkat satuan yang sama namun lebih luas sedangkan pengayaan vertikal adalah dengan menambah tingkat kompleksitas suatu materi, misalnya siswa belajar untuk melakukan penelitian sederhana untuk suatu kasus dalam materi. Dimulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan hipotesa dan melakukan analisa, survai atau observasi untuk kemudian melakukan penyimpulan dari hasil kegiatan tersebut.
4. Fleksibel
Fleksibilitas ini sangat penting ketika guru berhadapan langsung dengan siswa cerdas istimewa yang memiliki karakter yang sangat unik. Terkadang siswa telah menguasai suatu standar kompetensi tertentu dan menginginkan standar lainnya untuk dipelajari. Apabila guru rigid/kaku dalam menetapkan suatu kompetensi maka tidak mustahil siswa akan merasa bosan dengan materi yang sebenarnya telah mereka kuasai.
Atau sering kali siswa merasa bahwa materi tertentu tidak memiliki relevansi langsung dalam kehidupan mereka, maka siswa akan lebih memilih materi yang dirasakannya dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itulah maka guru harus pandai dan cerdik menyiasati metode dan pengaturan alokasi waktu secara tepat.
Fleksibilitas pada kurikulum berdiferensiasi meliputi beberapa unsur dalam kurikulum, yaitu :
a. Materi
Materi untuk anak cerdas biasanya dapat kita sesuaikan dengan keinginan dan minat siswa. Tentunya guru dapat memilah materi yang akan ditawarkan kepada siswa dan materi mana yang harus diberikan menurut urutan waktu baku.
Materi yang esensi atau materi dasar tentunya harus didahulukan untuk memberikan pemahaman awal untuk materi berikutnya, namun terkadang juga ada materi lepas yang tidak memiliki keterikatan dengan materi lainnya.
Dan materi yang dapat diatur sesuai dengan keinginan siswa adalah materi yang termasuk “materi lepas” atau materi yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa.
Dalam IPS kelas VII semester I misalnya, materi yang seharusnya diberikan adalah geografi, sejarah lalu sosiologi. Namun karena siswa menginginkan materi yang berhubungan langsung dengan kehidupan pertemanan mereka, maka mereka memilih sosiologi. Guru dapat langsung memberikan materi tersebut tanpa harus menerangkan geografi dan sejarah terlebih dahulu, karena ketiga materi tersebut terpisah.
Pada tahap ini, guru dapat mengawali pembelajaran dengan membuat daftar materi yang akan diberikan selama satu semester, kemudian membuat list materi yang diminati siswa, disepakati dan dijelaskan secara rinci kepada siswa tentang gambaran materi yang akan mereka peroleh beserta tugas atau evaluasi yang akan dilakukan untuk setiap materi.
Penawaran materi kepada siswa akan memiliki beberapa konsekuensi, misalnya merevisi atau minimal mencorat-coret Program semester serta merancang tugas dan evaluasi. Namun hal tersebut tidak mejadimasalah karena penyesuaian-penyesuaian pada beberapa bagian administrasi sangat tekhnis sifatnya dan guru memiliki otoritas untuk itu.
b. Indikator
Indikator adalah kompetensi minimal yang harus dimiliki siswa dalam materi tertentu. Dengana adanya KTSP, guru diberikan kelapangan dan keleluasaan untuk membuat indikator sendiri. Dengan demikian maka untuk proses pembelajaran ini guru dapat menambah inikator penting atau melengkapi indikator yang telah ada.
Penambahan atau perubahan indikator pembelajaran ini akan berdampak pada jenis keluasan dan kedalaman dari materi yang akan diberikan. Setiap sekolah tentunya memiliki visi dan sarana yang berbeda dengan sekolah lain, sehingga dengan fleksibilitas indikator akan membuat guru mampu mengeksplorasi semua media dan metode secara maksimal.
c. Alokasi Waktu
Alokasi waktu sangat penting dalam perumusan kurikulum atau pada silabus pembelajaran di kelas akselerasi. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama waktu yang sangat singkat, kedua dalam proses pembelajaran kita akan sering menemukan proses yang spontan dan bersifat improvisasi atau siswa sangat intens dan tertarik pada satu materi dan membuat mereka meminta kelonggaran waktu dalam mempelajarinya. Salah satu contoh misalnya dalam materi pasar, penulis memberikan tugas kepada siswa untuk langsung melakukan observasi ke pasar secara kelompok dengan mengatur jenis pasar yang akan dikunjungi. Setelah observasi dan presentasi hasilnya, dalam proses pembelajaran, sisa menginginkan observasi ke tempat yang dikunjungi oleh kelompok lainnya. Bagi mereka membayangkan pasar dari penjelasan teman-temannya kurang memuaskan. Hal ini secara langsung akan menambah jam pelajaran untuk materi pasar.
Oleh karena itu adalah sebuah kewajiban, keharusan dan sangat penting bagi guru untuk senantiasa membawa kalender akademik akselerasi, kurikulum atau silabus dalam setiap pembelajaran, karena jika tidak maka guru akan menghadapi persoalan dalam pengaturan waktu.
d. Metode
Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran di kealas, hal ini sangat terasa pengaruhnya di dalam membangun pemahaman dan motivasi siswa dalam mempelajari sebuah materi. Anak cerdas istimewa memiliki karakteristik yang unik seperti telah dibahas pada materi sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh Letta S Hollingworth,Ph.D
bahwa anak cerdas istimewa memiliki karakter penasaran dengan segala sesuatu, menyukai tantangan, gemar kompleksitas dan memiliki gagasan aneh, liar dan emosional.
Dengan karakteristik yang unik tersebut, guru dituntut untuk terus mengembangkan metode yang cocok dengan setiap materi yang diajarkan. Guru pun dituntut untuk sering melakukan improvisasi dalam hal penngunaan metode pembelajaran,karena siswa terkadang sering melakukan “loncat” pembahasan. Dengan demikian maka seorang guru harus dengan jeli merubah metode dalam jam pelajaran yang sama, bahkan untuk setiap individu yang dibimbing.
Materi metode ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab tersendiri.
B. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diawal telah disebutkan bahwa pengambangan kurikulum berdiferensiasi harus melalui prinsip dan tahapan yang sama dengan kurikulum nasional.
Berikut adalah beberapa prinsip yang harus dipegang dalam penyusunan kurikulum, khususnya kurikulum untuk anak cerdas istimewa:
1. Berpusat pada potensi, kebutuhan dan kepentingan siswa
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap kemajuan dan perubahan IPTEK dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan menyeluruh dan berkesinambungan
5. Belajar sepanjang hayat
Diferensiasi kurikulum juga harus berfokus pada :
1. Tingkat kecepatan belajar dengan tingkat pengulangan yang minimal
2. Penguasaan kurikulum nasional dalam waktu yang singkat
3. Materi lebih abstrak, kompleks dan mendalam
4. Menggunakan keterampilan belajar dan strategi pemecahan masalah
5. Berorientasi kepada peserta didik
6. Belajar berkelanjutan
7. Mandiri
8. Adanya interaksi dengan pakar suatu bidang ilmu
Demikian penjelasan singkat tentang kurikulum berdiferensiasi, semoga uraian ini dapat saya lanjutkan dengan penekanan pada bentuk inovasi pengembangan dan adaptasi kurikulum untuk siswa cerdas istimewa. Uraian ini belum mampu menggambarkan permasalahan dan solusi yang sebenarnya pada tataran praktek namun setikdaknya mampu menjadi wacana yang menjadi bahan masukan dan bahan refleksi untuk dilakukan berbagai perbaikan dan masukan.

Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru dan Koordinator Program Akselerasi SMP Taruna Bakti Bandung
Blog : www.cogitoergowibisum.blogspot.com
Web : www.smptarunabakti.com
e-mail : www.imamwibawamukti@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: