Selasa, 14 Oktober 2008

MASALAH DALAM SISTEM PENILAIAN (TUGAS/ULANGAN)

Tulisan tentang evaluasi siswa cerdas istimewa akan saya rangkai dalam bahasa yang paling sederhana dan praktis sehingga semua pihak dapat memahami tentang metode evaluasi bagi siswa cerdas istimewa didalam praktek kegiatan belajar mengajar siswa. Hal ini penting karena apabila pemahaman siswa pada karakteristik siswa kurang maka bisa menimbulkan salah pengertian dan pemahaman seolah siswa akselerasi harus mendapatkan nilai yang selalu bagus atau mendapatkan perlakuan istimewa sehingga perlu mendapatkan metode evaluasi yang berbeda dengan kelas reguler.
Yang paling penting saya uraikan sebelum membahas sistem evaluasi bagi siswa cerdas istimewa adalah tentang keberadaan siswa cerdas istimewa tersebut di kelas akselerasi. Siswa akselerasi adalah siswa yang telah melalui tahapan seleksi yang ketat dan melalui observasi yang mendalam dari seluruh guru kelas VII yang telah melakukan observasi sebelum bisa dinyatakan sebagai siswa akseleran dalam rapat pleno seluruh guru (metode seleksi seperti ini dilaksanakan di SMP Taruna Bakti sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang dikeluarkan Dinas Pendidikan dan bisa berbeda di sekolah lain namun hakekatnya setiap sekolah pasti melakukan seleksi yang ketat sebalum menentukan seorang anak layak masuk kelas akselerasi). Sehingga saya anggap sebuah kebodohan dan ketololan bila ada guru yang merasa mempunyai masalah dalam evaluasi dengan satu atau lebih siswa dan menyatakan bahwa siswa akseleran ini tidak layak masuk program akselerasi.
Melalui metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, siswa akseleran adalah siswa yang masuk dalam kategori cerdas istimewa dengan IQ diatas 129 (metode Cattel), memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan memiliki kreatifitas diatas rata-rata. Setelah itu kemudian siswa melalui proses observasi dari guru mata pelajaran di kelas VII (dalam masa adaptasi di kelas reguler selama 2 minggu), dari teman, orang tua dan track record indeks raport. Setelah itu lalu ditentukan dalam rapat pleno semua guru untuk memberikan masukan sebelum akhirnya ditetapkan sebagai siswa akseleran.
Lantas alasan apalagi yang bisa guru berikan untuk menyatakan siswa tersebut tidak layak berada di program akselerasi? Masalah yang muncul ditengah perjalanan proses pembelajaran bisa saja terjadi tapi sejatinya tidak akan pernah merubah potensi akademis, kreatifitas dan komitmen mereka yang telah diukur dan ditetapkan secara kolektif!
Masalah yang muncul justru bisa datang dari dua belah pihak, yaitu guru atau orang tua. Maslah lainnya adalah dalam proses adaptasi dan pergaulandi kelas atau disekolah. Semua masalah yang muncul menjadi kewajiban semua pihak untuk bertanggugjawab mencari akar permasalahan dan menentukan alternatif solusi serta mengambil keputusan terbaik bagi siswa yang ersangkutan.
Misalnya ada guru yang menyatakan bahwa ada siswa akseleran yang ketika ulangan mendapatkan nilai kurang dari nilai minimal yang ditetapkan. Pertanyaannya adalah
1. Apakah guru telah memberikan ulangan sesuai dengan metode dan materi yang disampaikan ? kalau sudah…
2. Apakah guru telah memberikan tes remidial sesuai dengan hak siswa sebanyak 2x ? kalau sudah…
3. Telah benarkah metode remidial bagi mereka, misalnya remidial teaching atau remidial test? Kalau sudah…
4. Benarkah sistem evaluasi yang diberikan telah sesuai dengan karakteristik anak cerdas istimewa?
Pertanyaan ini sering penulis lontarkan kepada guru yang memberikan laporan ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan atau mencapai target yang ditetapkan sekolah. Karena pertanggungjawaban ini penting mengingat siswa yang dikelola adalah siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Banyak guru yang menganggap bahwa evaluasi bagi siswa akselerasi itu sama dengan sistem evaluasi bagi siswa reguler, padahal dalam penanganan siswa akseleran sistem evaluasi harus bersifat individual, disesuikan dengan karakteristik unik pada tiap individu dan menggunakan metode yang berbeda untuk setiap siswa!
Biasanya guru hanya menggunakan metode ulangan “paper and pen test”. Evaluasi ini hanya mengukur tingkat hapalan dan ingatan siswa terhadap suatu materi, padahal sesuai dengan karakteristik siswa cerdas istimewa mereka memiliki kecenderungan potensi yang berbeda sehingga menutut guru untuk jeli dan kreatif memberikan evaluasi.
Secara teori sistem dan aplikasi metode evaluasi reguler dan akselerasi tidaklah jauh berbeda, namun dalam kenyataannya di dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut untuk dapat memahami metode yang tepat bagi mereka.
Ada seorang guru yang menyatakan sulilt mengumpulkan tugas dari seorang siswa. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa mendapatkan tugas sama dengan lainnya berupa produk. Diwaktu yang telah ditentukan ternyata siswa tersebut tidak mengumpulkan dengan alasan tugasnya tidak menarik dan merasa tidak perlu mengumpulkan dan kahirnya guru mengatakan,”terserah kalau kamu tidak mengumpulkan tugas berarti kamu tidak mendapatkan nilai!”. Untuk mengatasi hal tersebut ada guru yang memahami karakter anak cerdas kemudian membuat sebuah perjanjian diatas kertas, ditandatangi siswa, guru dan orang tua yang isinya adalah komitmen siswa untuk melaksanakan dan mengumpulkan tugas dengan berbagai konsekuensi yang jelas bagi siswa maupun guru. Karena mereka cenderung sangat idealis dan tinggi komitmen terhadap tugas yang “berkeadilan” menurut mereka maka siswa tersebut mau tidak mau menyelesaikan tugasnya sesuai dengan perjanjian yangtelah dibuat.
Atau pada kasus lain ketika guru memberikan ulangan harian, guru mendapatkan beberapa siswa yang memperoleh nilai kurang. Remidial 2 x namun tetap nilainya kurang dari yang ditetapkan. Guru tersebut telah merasa menjalankan kewajiban dengan memberikan ulangan dan remidian tanpa melakukan evaluasi tentang metode dan karakteristik anak yang bersangkutan.
Untuk dua kasus diatas, penulis memberikan pertanyaan, “ketika siswa dinilai memiliki potensi yang baik secara ilmiah, lalu mendapatkan nilai tugas dan ulangan yang buruk, adakah pertanyaan pada diri bapak/ibu guru bahwa mungkin ada yang salah dengan metodenya?”. Bukankah mereka harus dilayani secara individual karena memang memiliki karakter yang unik?
Misalnya dalam memberikan tugas, guru lebih baik merancang tugas yang memang disenangi dan disesuaikan dengan minat mereka. Buatlah sebuah pedoman umum yang lebih memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan secara maksimal! Presentasi, karya tulis ilmiah, pencarian bahan materi yang menantang dan menarik, produk dengan standar kualitas yang mereka buat sendiri dan fleksibilitas dalam waktu pengumpulan. Hal ini bukanlah sebuah peng-istimewa-an bagi siswa akseleran. Tapi sebenarnya contoh diatas juga harusnya diterima oleh semua siswa, namun dalam prakteknya di kelas reguler hal ini sulit dilakukan mengingat jumlah siswa yang banyak dan waktu yang sangat terbatas. Sementara di kelas akselerasi kelas dirancang dengan siswa 20 orang (maksimal) justru untuk menerapkan sebuah sistem evaluasi yang ideal.
Demikian juga dengan ulangan harian atau ulangan semeter. Evaluasi tidak bisa diperlakukan sama antara siswa yang satu dengan yang lain ketika guru menemukan sebuah masalah dalam hasil yang diperoleh. Bila siswa akseleran mendapatkan nilai buruk dalam suatu materi maka guru bisa memberikan evaluasi dengan metode yang berbeda antar siswa. Misalnya empat orang dengan ulangan tulis pilihan ganda, lima orang membuat sebuah materi presentasi, 6 orang ulangan dengan soal essay, 2 orang dengan ulangan lisan dan sisanya dengan membuat sebuah karangan/cerpen/paparan narasi atau bahan pidato yang berhubungan dengan materi tertentu. Dengan demikian metode ulangan dapat disesuaikan dengan minat dan potensi siswa.
Metode inipun pada hakekatnya adalah metode ideal bagi seluruh siswa, jadi bukan monopoli atau keistimewaan bagi siswa akseleran. Namun memang metode ini membutuhkan niat dan kesabaran guru untuk menjalaninya. Selain itu juga sekolah diharapkan memberikan kontribusi yang sesuai dengan kinerja guru akseleran. Terkadang kemalasan guru untuk menjalankan kewajiban ini juga sangat ditentukan oleh seberapa besar sekolah memberikan penghargaan yang pantas bagi guru akseleran.
Ada beberapa karakter “aneh” dari siswa cerdas istimewa yang bisa berpotensi menjadi masalah bagi guru dalam hal tugas dan ulangan. Misalnya ada siswa yang merasa tugas itu tidak menantang, tidak penting atau tidak bermanfaat baginya dalam kehidupan mereka, sehingga berakibat pada keengganan untuk melaksanakan dan menyelesaikannya. Ada juga siswa yang sangat perfeksionis sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dia tidak akan mengumpulkan karena itu masih lebih baik daripada mengumpulkan tugas yang tidak sempurna. Ada juga siswa yang melakukan semacam pemberontakan kepada guru karena suatu sebab dan berimbas pada motivasi siswa tersebut di mata pelajaran tertentu.
Tidak jarang ada siswa mengumpulkan tugas jauh dari ketentuan yang ditetapkan guru, hal tersebut belum tentu sebagai kurang pahamnya siswa terhadap tugas namun karena mereka memiliki standar dan imajinasi sendiri sehingga berani untuk merubah standar sesuai dengan bayangan mereka.
Akan banyak hal yang ditemui guru dalam melakukan pendampingan terhadap siswa akseleran. Namun kembali kepada kemampuan guru untuk memahami karakter mereka, menetukan metode yang sesuai dengan mereka dan membuat sistem penilaian yang tepat bagi mereka. Belum lagi guru harus mampu menggali berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan siswa akseleran memiliki masalah dalam proses pembelajarannya.
Bila guru telah melakukan berbagai tahapan diatas dan siswa masih mendapakan nilai yang buruk, maka adalah tugas wali kelas, penanggungjawab program dan BK untuk kemudian mengambil alih permasalahan dan segera menetapkan langkah-langkah penanganan yang harus diambil.
Hal itu akan diuraikan penulis di lain kesempatan karena sebenarnya banyak kasus dan pengalaman yang sangat berharga untuk dibagi kepada semua pihak penyelenggara akselerasi dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi siswa cerdas istimewa.
BIO DATA
NAMA:
IMAM WIBAWA MUKTI,S.Pd
ALAMAT SEKOLAH:
SMP TARUNA BAKTI BANDUNG
Jln. LL.RE. Martadinata 52 Bandung
Telp. (022) 4261468
MEDIA KOMUNIKASI:
HP : 085624098017
e-mail : http://www.imamwibawamukti@yahoo.co.id/
Blog : http://www.cogitoergowibisum.blogspot.com/
Web Sekolah : http://www.smptarunabakti.com/

Tidak ada komentar: