Rabu, 15 Oktober 2008

MEGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK CERDAS ISTIMEWA

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk sikap, karya maupun kombinasi dalam hal-hal yang sudah ada, yang semuanya relatif berbeda dengan apa yang sudah ada. (Kreatifitas, Reni Akbar Hawadi/Grasindo).
Cerdas istimewa adalah anak yang oleh orang-orang profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul (Utami Munandar, Anak-anak berbakat:pembinaan dan Pendidikannya,1982) yang menurut konsep Renzulli, anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki tiga ciri pokok yaitu kemampuan umum (intelektual) di atas rata-rata, kreativitas diatas rata-rata dan komitmen terhadap tugas yang tinggi.
Jadi, kreatifitas adalah kemampuan yang telah dibawa oleh anak yang masuk dalam kategori anak/siswa cerdas istimewa. Namun kemampuan ini masih dalam bentuk potensi yang harus dikembangkan baik oleh orang tua, guru dan lingkungannya.
Dalam kenyataannya, selain keberadaan anak cerdas istimewa ini masih dikesampingkan juga proses pengembangan kreatifitas mereka pun masih sangat kurang dikembangkan. Hal ini akan membuat potensi kreatifitas anak cerdas istimewa semakin menurun dan tidak mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat disekitarnya.
Untuk mengenal kreatifitas anak cerdas istimewa, Guilford mengurai beberapa ciri orang kreatif, diantaranya :
1. Kelancaran (Fluency), yaitu kemampuan untuk memproduksi banyak gagasan
2. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan masalah
3. Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise
4. Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci
Setelah mengetahui ciri kreatifitas dari siswa berbakat, maka guru dituntut untuk mampu mengembangkan kreatifitas tersebut dari potensi menjadi sebuah produk/ide/gagasan yang dapat memberikan manfaat baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitarnya.
Sikap kreatif pada umumnya berkembang apabila suasana yang dibangun oleh guru tidak bersifat otoriter, karena suasana yang tidak nyaman akan menekan atau mematikan krreatifitas siswa. Apabila suasana belajar lebih menyenangkan dan mampu menjadi ajang “aktualisasi diri” bagi anak cerdas istimewa, maka potensi akan lebih cepat berproses dan mampu membuka sekat rasa malu, enggan atau malas siswa untuk lebih mampu mengeksplorasikan kemampuannya.
Guru pun harus memahami beberapa bentuk karakteristik anak cerdas istimewa dalam mengekspresikan kreatifitasnya misalnya gagasan cenderung aneh, liar atau konyol, berusaha membentuk gagasan mandiri, memulai proyek atas ketertarikannya sendiri, gemar kompleksitas dan ingin menciptakan sesuatu yang original.(Letta S.Hollingworth,Ph.D). beberapa karakteristik ini bisa menjadi masalah di dalam kelas apabila guru tidak mampu memahaminya dan akan cenderung memandang mereka tidak serius, tidak mau mengikuti aturan bahkan menganggap bahwa pekerjaan guru menjadi sia-sia.
Untuk itu guru perlu memahami empat konsep pengembangan kreatifitas pada anak cerdas istimewa. Dalam buku Kreatifitas dan Keberbakatan, Prof.Dr..S.C. Utami Munandar.1999, mengemukakan 4P sebagai konsep pendekatan guru untuk mengenali dan mengembangkan kreeatifitas siswa anak cerdas istimewa. Keempat P tersebut adalah :
1. Pribadi, bagaimana guru mampu memahami bahwa kreatifitas merupakan pertemuan antara tiga attribut psikologi anak yaitu intelegensia, gaya kognitif dan motivasi. Dengan demikian guru dapat membangun sebuah suasana yang mampu menggali ketiga atribut tersebut untuk lebih berkembang. Karena pada hakekatnya kreatifitas adalah salah satu cara siswa untuk mampu mencapai pengakuan atau aktualisasi diri di lingkunganya.
2. Pendorong, dimana guru harus mampu menciptakan suasana yang sangat mendukung dan mendorong siswa untuk terus mengembangkan kreatifitasnya, misalnya dengan memberikan motivasi eksternal berupa pujian, penghargaan, insentif atau dukungan. Juga mendorong munculnya motivasi internal dengan melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang memberikan tantangan dan problem solving dalam setiap pembelajaran.
3. Proses, yaitu guru mampu merancang sebuah proses kreatifitas yang mampu merangsang siswa untuk mampu mengaktualisasikan kreatifitas siswa dari potensi menjadi aktual. Persiapan tersebut meliputi tahapan inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Beberapa kesulitan yang umum ditemukan guru dalam proses pengembangan kreatifitas anak cerdas istimewa adalah siswa menutut kelonggaran waktu karena mereka cenerung perfeksionis. Mereka akan merasa waktu yang mendesak tidak akan menghasilkan sebuah produk yang memuaskan dirinya. Kesulitan yang lain adalah mereka cenderung melihat produk dari standar atau inikator pribadinya sehingga tidak mungkin hasil yang dicapainya menyimpang jauh dari indikator atau standar guru yang telah dirancang dari awal.
4. Produk, yang dihasilkan anak cerdas istimewa memungkinkan berbeda dengan harapan karena mereka juga sangat tergantung pada kondisi pribadi (moody), lingkungan atau ketertarikan mereka terhadap suatu proyek. Kendala yang mungkin terjadi membutuhkan kesabaran dan pemahaman yang utuh dari guru sehingga berbagai teknik atau metode dapat dipersiapkan dengan matang. Yang lebih panting adalah juga kemampuan guru dalam memberikan reward kepada mereka dalam bentuk pujian, penghargaan dan mengkomunikasikan hasil tersebut kepada orang lain sebagai bentuk pengakuan akan keberaadaa mereka melalui produk yang dihasilkannya.
Uraian singkat ini merupakan awal dari pembahasan lebih lanjut tentang kreatifitas untuk anak berbakat.

imamwibawamukti@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: