Selasa, 25 Mei 2010

FAKTOR MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS AKSELERASI (Bagian 1)

Siswa yang mengikuti program akselerasi adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan, komitmen dan kreatifitas yang sangat tinggi. Namun dalam kenyataannya, kita sebagai guru sering mendapatkan prestasi siswa yang belum maksimal mengembangkan potensinya. Bahkan mungkin tidak mustahil ada siswa yang gagal melanjutkan program akselerasi sampai akhir.
Salah satu masalah yang paling terasa adalah kurangnya motivasi diri dari siswa itu sendiri sehingga kemampuannya tidak terksplorasi dengan maksimal. Kalau siswa akselerasi diibaratkan sebagai bahan peledak, maka memantikkan api adalah yang selalu menjadi masalah. Perlu strategi khusus untuk mampu memotivasi diri mereka agar timbul kesadaran bahwa sebenarnya mereka memiliki potensi luar biasa yang harus dikembangkan.
Guru akselerasi harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa agar sisa dapat berupaya mengerahkan segala kemampuannya dalam proses belajar. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar dan fasilitator namun juga sebagai motivator andal. Untuk itu maka guru wajib mempelajari, memahami dan kemudian melaksanakan langkah-langkah memotivasi siswa agar motivasi diri siswa dapat terpacu dan terpicu. Masalah muncul ketika guru juga belum mehmahami hakekat, macam, dan fungsi dari pemberian motivasi tersebut. Ketidakpahaman ini akan berdampak pada ketidaksadaran akan pentingnya memberikan motivasi. Guru hanya mampu memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang mendapatkan nilai baik sementara hanya memberikan punishment (hukuman) kepada siswa yang gagal untuk menunjukkan prestasi. Padahal semua siswa berhak untuk mendapatkan motivasi yang sama. Siswa yang mampu berprestasi memerlukan motivasi untuk bisa mempertahankan prestasinya, namun juga terus memberikan motivasi kepada siswa yang belum berprestasi dengan memberikan juga penghargaan, bukan hanya hukuman.

Mengapa Perlu Memberikan Motivasi ?
Seorang siswa begitu bersemangat belajar matematika. Dia melakukan apapun untuk bisa memahami materi yang diberikan oleh guru matematika. Perhatiannya dia curahkan untuk bisa memahami setiap angka dan simbol yang ditulis oleh guru dipapan tulis. Bahkan untuk lebih memahaminya, dirumah anak itu pun melakukan les privat. Bahkan orang tua pun mendukungnya dengan membelikan anak itu kumpulan soal atau bank soal matematika. Tujuan anak dan orang tua itu sederhana, MENDAPATKAN NILAI UJIAN NASIONAL 100.
Seorang siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memahami suatu materi pelajaran bila siswa tersebut mengetahui tujuannya mempelajari materi tersebut. Sekarang mari kita fikirkan kembali, apakah kita bisa menjelaskan, apa fungsi atau kepentingan yang bisa mereka raih ketika mempelajari materi yang sedang guru ajarkan?
Untuk pelajaran matematika, siswa tidak akan bertanya apa gunanya belajar logaritma, karena bagi mereka yang penting adalah mendapatkan nilai UN yang sempurna. Tapi untuk mata pelajaran yang tidak di UN kan, siswa bisa jadi tidak memiliki motivasi yang kuat karena tidak menemukan alasan yang jelas dan tepat untuk apa mereka belajar.
Seorang siswa akan merasa terbebani untuk mempelajari undang-undang karena selain tidak akan dipakai dalam kehidupannya sehari-hari, juga tidak merasa perlu karena tidak ada tuntutan untuk mendapatkan nilai sempurna. Atau seorang siswa tidak merasa perlu memahami pelajaran bahasa sunda karena dia merasa tidak pernah memakainya dalam kehidupannya sehari-hari dan karena bahasa sunda tidak akan di-ujian nasional-kan.
Akan lain ceritanya bila bahasa sunda di-ujian nasional-kan. Mereka tidak akan berpikir apakah bahasa sunda itu akan dipakai atau tidak dalam kehidupan sehari-harinya, yang jelas mereka akan berusaha untuk bisa memahami bahasa sunda karena akan berpengaruh pada keberhasilannya masuk SMA fovorit atau tidak.
Oleh karena itu, untuk mata pelajaran yang tidak di UN kan, guru harus mampu lebih memotivasi kepada siswanya untuk menyadari hakekat dari ilmu yang dipalajarinya. Bahwa pelajaran agama bukan hanya untuk mendapatkan nilai bagus di ilmu agama, bahwa belajar sejarah bukan hanya untuk mengingat tanggal, tahun dan tokoh, bahwa belajar undang-undang bukan hanya menghapal ayat dan pasal, namun jauh lebih itu adalah untuk membuat mereka mampu berpikir lebih utuh dan memiliki wawasan luas dalam segala hal dan itu bisa sangat bermanfaat bagi mereka tidak saja dimasa yang akan datang, tapi juga hari ini.
Apa Sih Motivasi Itu?
Motivasi adalah “dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang adalah untuk mencapai tujuan atau motif tertentu”. Oleh karena itu, motivasi seseorang sangat tergantung pada seberapa besar motive atau seberapa “nyata”-nya tujuan yang hendak mereka capai.
Frederirc J. McDonald mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan baik disadari maupun tidak. dari definisi diatas bisa kita simpulkan bahwa untuk bisa memberikan motivasi maka salah satu yang harus menjadi fokus adalah membantu siswa untuk membuat visi dan tujuannya dalam belajar.

Tidak ada komentar: