Tadi pagi saya dengar satu cerita perumpamaan yang sangat bagus dari sebuah radio lokal..bagi saya layak untuk dibagikan..cerita tentang seorang ceria dan pemurung. si ceria yang mempunyai sebuah handphone selalu dengan senang hati meminjamkan kepada si pemurung jika membutuhkan untuk telepon ke teman-temannya atau kerumah. Sebaliknya si pemurung yang secara sengaja tidak mempunyai handphone karena dalam pikiran si pemurung, jika mempunyai handphone maka dia harus dengan berat meminjamkan juga kepada si ceria atau teman-temannya. Bahkan si pemurung selalu merasa orang tuanya tidak menyayanginya dan selalu mengeluarkan keluhan kepada orang tuanya. Orang tua dari si ceria dan pemurung mengetahui hal ini dan situasi yang ada diantara si ceria dan pemurung. Maka itu mereka berencana untuk melakukan pengujian terhadap mereka berdua. Mereka ingin bisa masing-masing dari anak mereka merasakan perasaan yang berbeda dengan kebiasaannya sehari-hari. Orang tua mereka memberikan si pemurung sebuah handphone dengan harapan agar dapat merasakan sukacita. Hadiah tersebut ditaruh diatas tempat tidur dan ketika si pemurung pulang dari sekolah, secepat mungkin membuka hadiah tersebut dan tersenyum selama dalam proses membuka hadiahnya. Namun senyum itu berubah lagi ketika mengetahui bahwa hadiah yang diberikan adalah sebuah handphone. Seketika pikiran negatif muncul, jika si pemurung mempunyai handphone maka dia harus menanggung beban bahwa si ceria dan teman-temannya akan meminjam dan akhirnya menjadi rusak. Atau muncul juga pikiran mengapa orang tuanya memberikan handphone? Dan keluhan-keluhan lain yang terus diucapkan oleh si pemurung. Sedangkan si ceria diberikan hadiah gantungan kunci kuda oleh orang tuanya. Alasan mengapa dihadiahkan begitu karena si ceria adalah orang yang selalu ceria dan melihat segala sesuatu dalam pandangan positif. Oleh karena itu, sang orang tua berusaha agar si ceria mengalami perasaan yang sangat sedih dan ingin melihat bagaimana reaksi kelanjutan si ceria. Ketika hadiah tersebut ditaruh dikotak dan dibuka oleh si ceria, reaksi ceria langsung bingung dan mengerutkan kening sesaat. Dan sambil berpikir keras, dan akhirnya mulai tersenyum kecil
dan akhirnya semakin tersenyum dengan lepasnya. Lalu si ceria langsung bertanya kepada orang tuanya sambil tersenyum,"Aku tahu mengapa ayah dan ibu memberikan kado ini!". Sang orang tua kebingungan dan membalas,"Mengapa kamu tersenyum nak? padahal kami memberikan hadiah seperti itu?". Si ceria menjawab, "Awalnya sedikit bingung tapi aku tahu kalau ayah dan ibu pasti akan memberikan sesuatu yang lebih besar dan jauh lebih baik dari hadiah yang aku terima ini!" "Mengapa kamu berpikir seperti itu?", tanya balik sang ayah dengan cepat. "Karena aku tahu kalo ayah dan ibu sayang ama aku sehingga hadiah itu hanya salah satu petunjuk akan hadiah yang jauuuhh lebih bagus..!! Pasti ayah akan memberikan aku seekor
kuda yang sangat baguus kan?? hayo ngaku!! ", sambil bertanya dengan semangat. Sang orang tua akhirnya tersenyum dan mengiyakan pemberian seekor kuda yang sangat bagus kepada si ceria. Cerita ini menunjukkan pada saya 3 hal dimana hal tersebut bersifat sangat mendasar namun sulit untuk dilakukan.
1. Semangat untuk berpikir POSITIF dalam semua keadaan.
Berpikir positif adalah hal mendasar yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir. Namun
seiring bertambah usia dimana banyak pengaruh pikiran negatif dalam lingkungan kita maka
membuat cara berpikir semakin sering dalam kondisi negatif. Bahkan banyak pengalaman dari
hidup yang mengkondisikan dalam pengalaman negatif akhirnya memaksa kita terus menerus
untuk melakukan kebiasaan berpikir negatif. Dari cerita diatas, juga menunjukkan bahwa hidup tidaklah selalu dalam keadaan yang baik-baik saja. Akan ada banyak tantangan, kesulitan dan masalah yang memaksa kita dalam kondisi tidak baik-baik saja. Nah, saat itulah dibutuhkan Pikiran POSITIF yang dapat membawa kita lebih mantap dan stabil dalam menghadapi kondisi yang tidak baik-baik tersebut. Namun akan ada banyak pendapat bahwa melakukan Pemikiran Positif tidaklah berpengaruh banyak terhadap kondisi emosi kita atau juga ada yang berpendapat untuk melakukannya cenderung sulit dan akhirnya tidak dilakukan. Memang yang saya tuliskan disini bukannya berarti saya sendiri tidak mengalami saat-saat sulit tersebut, saya sempat mengalami jatuh bangun dalam tetap konsisten meunculkan pikiran Positif tersebut. Namun yang menjadi kekuatan buat saya pada akhirnya adalah keinginan untuk terus berpikir Positif yang akhirnya membuat diri kita menjadi Terlatih. Mengenai Berpikir Positif tidak memberi banyak pengaruh kepada kondisi emosi kita, hal ini terjadi karena memang diri kita terbiasa untuk melakukan pemikiran secara Negatif. Maka itu disaat kita melakukan Pemikiran secara Positif maka bawa semua bagian dari diri kita untuk IKUT berpikir Positif. Nantinya keputusan selanjutnya yang kita ambil akan semakin lebih jernih dan atmosfir tergesa-gesa akan hilang. Sehingga dampaknya tindakan kita selanjutnya akan lebih baik. Pikiran Positif = Emosi lebih tenang + Mampu mengambil keputusan dengan dapak yang lebih baik + Lingkungan sekitar akan ikut terkena imbas positif.
2. Yakin bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan dengan baik akan membawa
TUJUAN AKHIR dan BERKAT yang lebih baik.
Hal ini ditunjukkan dengan cara berpikir si ceria yang awalnya bingung namun akhirnya berpikir bahwa segala sesuatu yang terlihat jelek dan tidak baik serta berat untuk dilakukan akan berakhir dengan hadiah kehidupan yang jauh lebih baik. Tetapi ada syarat khusus supaya kita benar-benar akan mendapatkan Tujuan Akhir dan Berkat yang lebih baik yaitu asalkan kita melakukan apa yang kita kerjakan tidak merugikan orang lain dan malah membawa kebaikan buat orang lain serta diri kita sendiri. Saya pernah ditanya oleh orang dalam satu sesi presentasi, " Menurut Anda apa yang disebut dengan BAIK dan SALAH?". Terus terang saya kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini namun ada 1 hal yang menjadi kepastian dan tetap saya yakini sampai saat ini adalah nilai kebaikan itu tergantung dampak yang diterima oleh orang lain/sekitar kita dan diri kita sendiri. Jadi yang disebut BAIK adalah selama pekerjaan tersebut tidak merugikan orang lain kecuali memang orang lain itu sengaja berpikiran tidak baik terhadap kita. Karena itu diperlukan third party justification yang melibatkan orang lain yang cukup obyektif untuk memberi evaluasi apakah tindakan kita termasuk kategori Baik atau Tidak. Nah penjelasan Baik atau Tidak Baik ini berkaitan dengan keyakinan pada point 2 diatas. Memang butuh proses internal yang mendalam dan kontinyu, namun saya pikir inilah resiko yang harus diambil ketika kita berkehendak menjadi manusia yang semakin Sempurna di bumi.
3. Berkaitan dengan manusia Sempurna di Bumi dengan point no.2 diatas,untuk mampu
dengan keyakinan bahwa kita mempunyai Tujuan Akhir dan Berkat yang lebih baik maka kita harus mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan Pencipta kita. Dalam cerita diatas, sianak yang ceria tersebut mempunyai pengalaman yang dalam dengan sang orang tua dan membuat anak tersebut mempunyai keyakinan bahwa sang orang tua tidak akan memberikan hadiah yang tidak baik. Walaupun kenyataannya, si ceria diberikan hadiah yang tidak baik tetapi si ceria dapat melihat hal yang lebih besar dan lebih indah dari sang orang tua berdasarkan keyakinan tersebut. Maka itu, sebaiknya masing-masing dari kita mempunyai hubungan yang baik dengan Tuan Pencipta kita. Dengan begitu, segala sesuatu yang kita kerjakan membuat hidup menjadi lebih baik baik untuk diri kita sendiri dan orang sekitar kita. 3 hal diatas merupakan pengetahuan dasar dalam hidup kita tetapi sudahkah kita melakukannya? sekedar melakukannya merupakan hal baik namun dengan konsisten melakukannya adalah hal yang jauh lebih baik bagi hidup kita. Seperti kata temen saya, "Sulit bukan berarti tidak dapat dilakukan, mudah bukan berarti dilupakan".
Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan Seputar Layanan Pendidikan Anak Cerdas Istimewa
Senin, 30 Maret 2009
Berpikir Positif....hati jernih...pikiran bersih....!
at
19.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar